24 Januari 2010

Katakan HIJRAH, hijrahkan KATA

Ternyata, kualitas/kondisi hati seseorang sangat terlihat dari kualitas kata-katanya, dan juga terlihat dari kualitas bagaimana vocal/infleksi/intonasi suara orang tersebut dalam mengatakan sesuatu.

Tentang kata-kata, setidaknya ada dua dimensi yang harus kita hijrahkan. Pertama dimensi VOCAL, kedua dimensi VERBAL. Tentu saja hijrah dari kata-kata yang mengandung ketidakbaikan menuju kata-kata yang lebih baik dan berdaya manfaat.

Pertama, dimensi VOCAL. Vocal seseorang dalam berbicara sangat terpengaruh dari kecepatan dan infleksi (tinggi rendah) suaranya. Atau saya sering mengistilahkan denga sebutani getaran suara. Rupanya, jika Anda ingin menyelaraskan hati Anda dengan hati orang yang Anda ajak bicara maka SELARASKANlah getaran suara Anda dengan getaran suara orang itu. Cobalah Anda lakukan hal itu, dan nikmatilah keajaiban yang terjadi...

Kedua, dimensi VERBAL. VERBAL adalah pilihan KATA kita dalam berbicara. Jika kita terbiasa berkata yang positif berarti isi hati kita insya Allah adalah hal-hal yang positif. Tetapi jika seseorang terbiasa berkata kotor, menghujat, dan mengkritik menjatuhkan, berarti kemungkinan isi hatinya seperti itu. Sebab, tidak mungkin Teko berisi air Teh bisa menumpahkan air Kopi. Apa yang kita tumpahkan dari kata-kata kita, maka itulah isi hati kita....

Dan, Tahukah Anda, mengapa kita harus berhati-hati dalam berkata-kata. Sebab rupanya, kata-kata itu menciptakan. Perhatikanlah, 20 tahun yang lalu di Indonesia tidak ada yang BETE, hal ini terjadi karena memang 20 tahun yll tidak ada kosa kata Bete. Dan, semakin tertebar kata "Bete" di alam semesta ini, maka memungkinkan semakin banyak menciptakan orang-orang yang Bete. Wow, Masya Allah...

Bayangkan jika si ibu memarahi anaknya dengan kata NAKAL. Maka tidak perlu heran anak tersebut jadi nakal betulan, karena begitu seringnya sang ibu mengatakan bahwa anaknya Nakal. So, seringkali bukan karena anak itu nakal lalu ia dikatai nakal, tapi karena anak itu sering dikatai nakal maka ia menjadi nakal betulan.

Ditambah lagi, Penelitian dari Prof Masaru Emoto bahwa ternyata ada Pengaruh KATA terhadap kualitas AIR. Kristal air menjadi indah jika diberikan kata-kata yang indah. Dan Bukankah 70% lebih tubuh kita terdiri dari Air?


Pengaruh KATA terhadap AIR. Kristal air menjadi indah jika diberikan kata-kata yang indah. Bukankah 70% lebih tubuh kita terdiri dari Air?



Sahabat, mari perbaiki VERBAL kita. Berikut beberapa tips memperbaiki kata/verbal.

1. Gunakan Kata yang berenergi POSiTIF
Kurangi kata yang bernuansa/berenergi negatif. Kalau Anda ingin mengatakan Bodoh, maka katakanlah kurang Pintar. Jika Anda ingin mengatakan Sulit, maka katakanlah Tidak Mudah.

2. Gunakan Kata/KALIMAT yang JELAS
Kurangi Kata-kata yang hanya bernuansa Gaul, tapi membuat bingung. Contoh kata-kata yang tidak jelas : Lebay, Bohay, Bokat, Spokat, Cupu dan sebagainya. Kata-kata yang tidak jelas akan memaksa kinerja alam semesta memperjelasnya dan mempopulerkannya, lalu menciptakan orang-orang sesuai kata-kata tersebut. Maka tak heran, semakin bertebaran kata yang tidak jelas di alam semesta ini, maka akan menciptakan banyak orang-orang yang tidak jelas. Wallahu alam.

3. Kalimat yang ujungnya POSITIF
Walaupun Anda ingin/terpaksa menggunakan kata yang berenergi negatif, maka Anda harus menutupnya dengan kata yang positif. Sebab, pada akhirnya, otak kita lebih menerima kata-kata yang berada di akhir kalimat. Contoh, jika Anda mengatakan : Pelajaran matematika, aku bisa tapi sulit. Anda ganti saja dengan pelajaran matematika memang sulit, tapi aku bisa. Kalau Anda mengatakan : Bu Ani orangnya gemuk, tapi cantik. Hal itu lebih indah dibandingkan jika Anda mengatakan Bu Ani memang cantik, tapi gemuk.

4. Kurangi awalan kata JANGAN atau TIDAK
Agar ujungnya Positif, maka kurangi awalan kalimat berkata "Jangan". Kalau Anda mengatakan “Jangan Ribut”, maka kata ribut membayang di otak orang yang Anda beri intruksi jangan ribut tersebut. Tapi katakanlah, “Tolong Diam... Terimakasih”.

Seorang ibu yang mengatakan kepada anaknya “Jangan Lari, ntar jatuh”, biasanya setelah itu anaknya semakin kencang larinya dan akhirnya terjatuh. Maka katakanlah, “Stop, berhentiiiiii...gerak....”... Intinya mari belajar berkata FOKUS kepada apa yang kita inginkan, bukan malah fokus kepada apa yang tidak kita inginkan.

5. Selaraskan Perkataan dengan Pikiran, Perasaan, Perbuatan, & Peraturan.
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (Q.S. 61:2-3).

Wallahu alam
KZ
http://cahaya-semesta.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar