08 November 2010

TUHAN 9 CENTI

TUHAN 9 CENTI

OLEH : TAUFIK ISMAIL

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok, tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,

Di sawah petani merokok,

di pabrik pekerja merokok,

di kantor pegawai merokok,

di kabinet menteri merokok,

di reses parlemen anggota DPR merokok,

di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,

hansip-bintara-perwira nongkrong merokok,

di perkebunan pemetik buah kopi merokok,

di perahu nelayan penjaring ikan merokok,

di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,

di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,….

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im sangat ramah bagi perokok,

tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,

di ruang kepala sekolah…ada guru merokok,

di kampus mahasiswa merokok,

di ruang kuliah dosen merokok,

di rapat POMG orang tua murid merokok,

di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan caramerokok,

angkot Kijang penumpang merokok,

di bis kota sumpek yang berdiri dan yang duduk orang bertanding merokok,

di loket penjualan karcis orang merokok,

di kereta api penuh sesak orang festival merokok,

di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,

di andong Yogya kusirnya merokok,

sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,

Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok, tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,

di pasar orang merokok,

di warung Tegal pengunjung merokok,

di restoran, di toko buku orang merokok,

di kafe di diskotik para pengunjung merokok,

Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan asap rokok,

bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok,

Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling menularkan HIV-AIDS sesamanya, tapi kita tidak ketularan penyakitnya.

Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok di kantor atau di stopan bus, kita ketularan penyakitnya.

Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS, Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia, dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu, bisa ketularan kena,

Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok, di apotik yang antri obat merokok, di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok, di ruang tunggu dokter pasien merokok, dan ada juga dokter-dokter merokok, Istirahat main tenis orang merokok, di pinggir lapangan voli orang merokok, menyandang raket badminton orang merokok, pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok, panitia pertandingan balap mobil, pertandingan bulutangkis, turnamen sepakbola mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,

Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil ‘ek-’ek orang goblok merokok, di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok, di ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang goblok merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im sangat ramah bagi orang perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok, Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,

Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat merujuk kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa. Mereka ulama ahli hisap. Haasaba, yuhaasibu, hisaaban. Bukan ahli hisab ilmu falak, tapi ahli hisap rokok. Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala-berhala kecil, sembilan senti panjangnya, putih warnanya, kemana-mana dibawa dengan setia, satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya, Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang, tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan kanan, cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri. Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul yamiin dan yang sedikit golongan ashabus syimaal? Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu. Mamnu’ut tadkhiin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz. Kyai, ini ruangan ber-AC penuh. Haadzihi al ghurfati malii’atun bi mukayyafi al hawwa’i. Kalau tak tahan, di luar itu sajalah merokok. Laa taqtuluu anfusakum. Min fadhlik, ya ustadz. 25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan. 15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir diharamkan. 4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok diapakan? Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz. Wa yuharrimu ‘alayhimul khabaaith.

Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman Rasulullah dahulu, sudah ada alkohol, sudah ada babi, tapi belum ada rokok. Jadi ini PR untuk para ulama. Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok, lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan, Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini. Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu, yaitu ujung rokok mereka. Kini mereka berfikir. Biarkan mereka berfikir. Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan ada yang mulai terbatuk-batuk, Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini, sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok. Korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas, lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor, cuma setingkat di bawah korban narkoba,

Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita, jutaan jumlahnya, bersembunyi di dalam kantong baju dan celana, dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna, diiklankan dengan indah dan cerdasnya, Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri, tidak perlu ruku’ dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini, karena orang akan khusyuk dan fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan api dan sesajen asap tuhan-tuhan ini, Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.

Wawancara kerja yang Dahsyat

(Kisah fiktif)

Suatu hari, ada seorang pria yang sedang melamar kerja di sebuah perusahaan penjualan bunga. Namanya Finto, ia melamar untuk menjadi pramuniaga...

Pewawancara : Nama?
Finto : Finto Pak...
Pewawancara : Apa yang Anda lakukan jika ada pelanggan yang marah-marah...
Finto : Saya dengarkan, saya perhatikan sepenuh hati, saya maafkan dia, saya maafkan diri saya sendiri, dan saya introspeksi diri..
Pewawancara : kenapa kamu tidak membalasnya? misalkan kamu marahi lagi dia?
Finto : Tidak Pak, memaafkan itu indah...
Pewawancara : Lalu bagaimana kalau dia melakukan hal-hal yang tidak baik, dan kamu bingung menyikapinya, lalu apa yang kamu lakukan?
Finto : Saya laporkan saja ke Bos pak, dan saya tanya : "Bos, apa yang sebaiknya saya lakukan?"
Pewawancara : Mengapa demikian, bukankah itu petanyaan yang bodoh?
Finto : Begini Pak, bagi saya lebih baik membuat pertanyaan yang bodoh daripada membuat tindakan yang bodoh...
Pewawancara : hmmm... baiklah.. jika kau diterima..kapan kamu bersedia mulai bekerja?
Finto : Sekarang Pak !
Pewawancara : Oke, sekarang pulanglah dan ambil dasi, segera kembali kesini...
Finto : Saya sudah membawa dasi dan kemeja yang lengkap Pak..
Pewawancara : Selamat, Anda diterima
Finto : alhamdulillah... Terimakasih Pak...

Pesan Moral : cari sendiri ya :) ?

wallahu alam
KZ

Syair Cinta Tiga Bait

Abu Bakar r.a. berkata:
Tiga hal tidak dapat tercipta dengan tiada upaya
Kaya, dengan cita-cita
Muda, dengan rambut disepuh warna
Dan sehat, dengan bergantung pada farma

Umar r.a. berkata:
Saling mencinta sesama manusia Adalah wujud akal mulia
Bertanya dengan benar pada ulama Adalah perwujudan ilmu utama
Dan berpikir masa depan dengan terencana Adalah wujud sebagian kerja nyata

Utsman r.a. berkata:
Orang yang tak suka bergelimang harta la dicinta oleh Tuhannya
Orang yang menjauhi dosa-dosa la dicinta malaikat semesta
Dan orang yang menjaga diri dari meminta-minta Ia dicinta oleh manusia

Ali r.a. berkata:
Cukup bagimu satu kenikmatan Kenikmatan Islam di dunia
Cukup bagimu satu kesibukan Kesibukan taat beragama
Dan cukup bagimu satu peringatan Peringatan ajal yang kan tiba

Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata:
Banyak sudah kerugian Akibat nikmat dan foya foya
Banyak sudah penyesalan Akibat terlalu dipuja-puja
Dan banyak sudah ketentraman Akibat aib yang terjaga

Nabi Dawud a.s. bersabda:
Dalam kitab Zabur diwahyukan Kewajiban insan berakal Hanyalah bersibuk dengan tiga hal
Mencari bekal menuju hari kekal
Mengais rezeki demi kehidupan di bumi
Dan memperoleh nikmat dengan rezeki yang halal

Dalam munajatnya, Abu Sulaiman ad-Darani berkata:
Tuhanku,
Jika Engkau cari dosa-dosaku niscaya kuharapkan maaf-Mu
Jika Engkau teliti kebakhilanku niscaya kudambakan kemurahan-Mu
Dan jika Engkau lemparkan diriku dalam siksa api neraka-Mu akan kukabarkan pada seluruh penghuninya bahwa aku mencintai-Mu

Ibrahim an-Nakha’i berkata kebinasaan ummat dahulu diakibatkan tiga perilaku:
Banyak bicara,
banyak makannya
Serta banyak tidurnya

Yahya bin Mu’adz berkata:
Betapa bahagia orang yang telah meninggal dunia sebelum dunia meninggalkannya
Alangkah bersyukur orang yang siap menuju alam kubur sedang jasadnya belum dikubur
Dan betapa beruntung orang yang rela kepada Yang Mahaagung sebelum la bertemu langsung

Allah berfirman kepada Nabi Uzair a.s.:
Uzair, apabila engkau lakukan dosa kecil, janganlah engkau lihat seberapa kecilnya, tapi pandanglah pada siapa engkau berbuat dosa..
apabila engkau raih sedikit kebaikan, janganlah engkau lihat betapa sedikitnya, namun pandanglah Siapa Dzat Yang memberinya..
dan apabila engkau dapatkan cobaan, janganlah engkau adukan Aku pada makhluk-Ku sebagaimana tidak Kuadukan pada malaikat-Ku ketika Kudapati dosa-dosamu..