31 Januari 2010

KETIKA HASIL SYURO TIDAK SESUAI DENGAN HATIMU……


RASANYA PERBINCANGAN kita tentang syuro tidak akan lengkap tanpa rnembahas masalah yang satu ini. Apa yang harus kita lakukan seandainya tidak menyetujui hasil syuro? Bagaimana "mengelola" ketidaksetujuan itu?

Kenyataan seperti ini akan kita temukan dala...m perjalanan dakwah dan pergerakan kita. Dan itu lumrah saja. Karena, merupakan implikasi dari fakta yang lebih besar, yaitu adanya perbedaan pendapat yang menjadi ciri kehidupan majemuk. Kita semua hadir dan berpartisipasi dalam dakwah ini dengan latar belakang sosial dan keluarga yang berbeda, tingkat pengetahuan yang berbeda, tingkat kematangan tarbawi yang berbeda. Walaupun proses tarbawi berusaha menyamakan cara berpikir kita sebagai dai dengan meletakkan manhaj dakwah yang jelas, namun dinamika personal, organisasi, dan lingkungan strategis dakwah tetap saja akan menyisakan celah bagi semua kemungkinan perbedaan.

Di sinilah kita memperoleh "pengalaman keikhlasan" yang baru. Tunduk dan patuh pada sesuatu yang tidak kita setujui. Dan, taat dalam keadaan terpaksa bukanlah pekerjaan mudah. Itulah cobaan keikhlasan yang paling berat di sepanjang jalan dakwah dan dalam keseluruhan pengalaman spiritual kita sebagai dai. Banyak yang berguguran dari jalan dakwah, salah satunya karena mereka gagal mengelola ketidaksetujuannya terhadap hasil syuro.


Jadi, apa yang harus kita lakukan seandainya suatu saat kita menjalani "pengalaman keikhlasan" seperti itu? Pertama, marilah kita bertanya kembali kepada diri kita, apakah pendapat kita telah terbentuk melalui suatu "upaya ilmiah" seperti kajian perenungan, pengalaman lapangan yang mendalam sehingga kita punya landasan yang kuat untuk mempertahankannya? Kita harus membedakan secara ketat antara pendapat yang lahir dari proses ilmiah yang sistematis dengan pendapat yane sebenamya merupakan sekedar "lintasan pikiran" yangmuncul dalam benak kita selama rapat berlangsung.


Seadainya pendapat kita hanya sekedar lintasan pikiran, sebaiknya hindari untuk berpendapat atau hanya untuk sekedar berbicara dalam syuro. Itu kebiasaan yang buruk dalam syuro. Namun, ngotot atas dasar lintasan pikiran adalah kebiasaan yang jauh lebih buruk. Alangkah menyedihkannya menyaksikan para duat yang ngotot mempertahankan pendapatnya tanpa landasan ilmiah yang kokoh. Tapi, seandainya pendapat kita terbangun melalui proses ilmiah yang intens dan sistematis, mari kita belajar tawadhu. Karena, kaidah yang diwariskan para ulama kepada kita mengatakan, "Pendapat kita memang benar, tapi mungkin salah. Dan pendapat mereka memang salah, tapi mungkin benar."


Kedua, marilah kita bertanya secara jujur kepada diri kita sendiri, apakah pendapat yang kita bela itu merupakan "kebenaran objektif" atau sebenarnya ada "obsesi jiwa" tertentu di dalam diri kita, yang kita sadari atau tidak kita sadari, mendorong kita untuk "ngotot"? Misalnya, ketika kita merasakan perbedaan pendapat sebagai suatu persaingan. Sehingga, ketika pendapat kita ditolak, kita merasakannya sebagai kekalahan. Jadi, yang kita bela adalah "obsesi jiwa" kita. Bukan kebenaran objektif, walaupun —karena faktor setan— kita mengatakannya demikian.


Bila yang kita bela memang obsesi jiwa, kita harus segera berhenti memenangkan gengsi dan hawa nafsu. Segera bertaubat kepada Allah swt. Sebab, itu adalah jebakan setan yang boleh jadi akan mengantar kita kepada pembangkangan dan kemaksiatan. Tapi, seadainya yang kita bela adalah kebenaran objektif dan yakin bahwa kita terbebas dari segala bentuk obsesi jiwa semacam itu, kita harus yakin, syuro pun membela hal yang sama. Sebab, berlaku sabda Rasulullah saw., "Umatku ddak akan pernah bersepakat atas suatu kesesatan." Dengan begitu kita menjadi lega dan tidak perlu ngotot mempertahankan pendapat pribadi kita.


Ketiga, seandainya kita tetap percaya bahwa pendapat kita lebih benar dan pendapat umum yang kemudian menjadi keputusan syuro lebih lemah atau bahkan pilihan yang salah, hendaklah kita percaya mempertahankan kesatuan dan keutuhan shaff jamaah dakwah jauh lebih utama dan lebih penting dari pada sekadar memenangkan sebuah pendapat yang boleh jadi memang lebih benar. Karena, berkah dan pertolongan hanya turun kepada jamaah yang bersatu padu dan utuh. Kesatuan dan keutuhan shaff jamaah bahkan jauh lebih penting dari kemenangan yang kita raih dalam peperangan. Jadi, seandainya kita kalah perang tapi tetap bersatu, itu jauh lebih baik daripada kita menang tapi kernudian bercerai berai. Persaudaraan adalah karunia Allah yang tidak tertandingi setelah iman kepada-Nya.

Seadainya kemudian pilihan syuro itu memang terbukti salah, dengan kesatuan dan keutuhan shaff dakwah, Allah swt. dengan mudah akan mengurangi darnpak negatif dari kesalahan itu. Baik dengan mengurangi tingkat resikonya atau menciptakan kesadaran kolektif yang baru yang mungkin tidak akan pernah tercapai tanpa pengalaman salah seperti itu. Bisa juga berupa mengubah jalan peristiwa kehidupan sehingga muncul situasi baru yang memungkinkan pilihan syuro itu ditinggalkan dengan cara yang logis, tepat waktu, dan tanpa resiko. Itulah hikmah Allah swt. sekaligus merupakan satu dari sekian banyak rahasia ilmu-Nya. Dengan begitu, hati kita menjadi lapang menerima pilihan syuro karena hikmah tertentu yang mungkin hanya akan muncul setelah berialunya waktu. Dan, alangkah tepatnya sang waktu mengajarkan kita panorama hikmah Ilahi di sepanjang pengalaman dakwah kita.

Keempat, sesungguhnya dalam keddaksetujuan itu kita belajar tentang begitu banyak makna imaniyah: tentang makna keikhlasan yang tidak terbatas, tentang makna tajarrud dari semua hawa nafsu, tentang rnakna ukhuwwah dan persatuan, tentang makna tawadhu dan kerendahan hati, tentang cara rnenempatkan diri yang tepat dalam kehidupan berjamaah, tentang cara kita memandang diri kita dan orang lain secara tepat, tentang makna tradisi ilmiah yang kokoh dan kelapangan dada yang tidak terbatas, tentang makna keterbatasan ilmu kita di hadapan ilmu Allah swt yang tidak terbatas, tentang makna tsiqoh kepada jamaah.

Jangan pernah merasa lebih besar dari jamaah atau merasa lebih cerdas dari kebanyakan orang. Tapi, kita harus memperkokoh tradisi ilmiah kita. Memperkokoh tradisi pemikiran dan perenungan yang mendalam. Dan pada waktu yang sama, memperkuat daya tampung hati kita terhadap beban perbedaan, memperkokoh kelapangan dada kita, dan kerendahan hati terhadap begitu banyak ilmu dan rahasia serta hikmah Allah swt. yang mungkin belum tampak di depan kita atau tersembunyi di hari-hari yang akan datang.


Perbedaan adalah sumber kekayaan dalam kehidupan berjamaah. Mereka yang tidak bisa menikmati perbedaan itu dengan cara yang benar akan kehilangan banyak sumber kekayaan. Dalam ketidaksetujuan itu sebuah rahasia kepribadian akan tampak ke permukaan: apakah kita matang secara tarbawi atau tidak ?


-hamzah nasution-

29 Januari 2010

10 Cara Jadi Kreatif

Apakah kreativitas itu jatuh dari langit? Adilkah bila kita menganggap seseorang lebih kreatif ketimbang orang lain? Menurut beberapa ahli, itu semua nonsense! Memang benar kreativitas itu bakat dan anugerah, tapi tak berarti tak bisa diasah dan dibentuk. Kita sendiri juga bisa menciptakan kreativitas. Begitu pula Anda.

Camkan bahwa:

  1. Setiap orang bisa menjadi kreatif. Anda tak perlu menjadi orang yang sangat spesifik atau unik, apa lagi jenius untuk menjadi kreatif.
  2. Kreativitas dapat diekspresikan dalam berbagai pekerjaan dan aspek kehidupan. Artinya, Anda bisa menciptakan suatu hukum baru, atau cara baru dalam mengisi hidup. Atau menciptakan hal-hal baru, atau alternatif baru dalam memecahkan masalah-masalah klasik. Bagaimana memanfaatkan energi Anda untuk menjadi kreatif. Cobalah langkah ini:
  3. Keluarkan jiwa kanak-kanak Anda Ketika kita belia, kita dibimbing oleh intuisi dan perkiraan. Tapi, setelah dewasa, sudah lebih banyak "dos" and "dont's". Beri pendekatakan kekanakan pada setiap proyek, beri kebebasan dan buka pikiran.
  4. Katakan 'jangan banyak omong' pada orang dewasa dalam diri Anda Kalau akan berkarya, bagian otak yang logis dan dewasa sering menghalangi karena adanya faktor ketidakmungkinan. Jangan dengarkan, teruslah berkarya. Soalnya, itu akan menekan ide-ide kreatif Anda. Entah itu dalam menulis, melakukan pekerjaan tangan, dan semacamnya.
  5. Izinkan diri Anda melakukan kesalahan Ada satu langkah dalam kehidupan yang 'menyuruh' orang berbuat salah. Misalnya, mencoba sesuatu yang tidak lazim, dengan tujuan menciptakan sesuatu yang baru. Itu bagus, karena Anda akan belajar dari kesalahan itu, supaya langkah selanjutkan akan lebih baik. Bayangkan seorang pelukis yang memiliki buku sketsa yang tebal. Pasti dia telah melakukan banyak kesalahan sebelum mencapai gambar yang terbaik.
  6. Isi 'baterai Anda Pikiran kreatif membutuhkan ide segar, seperti otot membutuhkan makanan. Jadi, lihatlah sekitar Anda. Tontonlah film, datangi toko, museum, atau apa pun yang Anda sukai. Pikiran Anda akan menyerap pelbagai hal, yang mungkin bisa menjadi sumber ide.
  7. Cobalah memiliki kegiatan rutin Kalau pikiran Anda sedang buntu, beritirahatlah sejenak dan kerjakan sesuatu yang sifatnya rutin. Misalnya, mencuci piring, mandi, bercukur, atau cuma berjalan sekeliling tempat Anda. Pekerjaan ini akan membuat pikiran pragmatis Anda sibuk, sehingga pikiran yang kekanak-kanakan itu akan muncul tiba-tiba.
  8. Tuliskan Ide bagus bisa muncul pada saat-saat tak terduga. Kalau Anda selalu punya alat tulis, Anda bisa menuliskannya segera supaya Anda tidak lupa. Konon, Paul McCartney menciptakan lagu Yesterday yang legendaris itu ketika bangun tidur. Kalau tak kontan menuliskannya, pasti ide itu keburu lenyap. Bagi orang-orang Barat sana, yang terbiasa menulis jurnal harian, menulis bukan perkara yang sulit-sulit amat. Ada ahli yang menyarankan agar Anda menulis 3 halaman apa pun setiap pagi. Katanya, di antara yang nggak-nggak yang Anda tulis, pasti akan ketemu ide bagus. Soalnya, menulis itu bisa merangsang ide.
  9. Percaya bahwa Anda bisa melakukannya. Jangan ragu-ragu ketika memulai sesuatu. Yang pentinAnda percayai, kita semua punya kekuatan untuk menjadi kreatif, siapa pun dia adanya. Begitu pula Anda!
  10. Berpikirlah secara naif dan karanglah pertanyaan-pertanyaan tolol. Dulu, ketika pesawat terbang pertama diciptakan, pasti ada pertanyaan-pertanyaan 'tolol' yang tidak mungkin yang dilontarkan penciptanya pada diri sendiri.

Sumber : rahmadku.tripod.com

Bersyukurlah Atas Apapun


Suatu ketika, ada sebuah kapal yang tenggelam diterjang badai. Semuanya porak poranda. Tak ada awak yang tersisa, kecuali satu orang yang berhasil mendapatkan pelampung. Namun, nasib baik belum berpihak pada pria ini. Dia terdampar pada sebuah pulau kecil tak berpenghuni, sendiri, dan tak punya bekal makanan.

Dia terus berdoa pada Tuhan untuk menyelamatkan jiwanya. Setiap saat, dipandangnya ke penjuru cakrawala, mengharap ada kapal yang datang merapat. Sayang, pulau ini terlalu terpencil. Hampir tak ada kapal yang mau melewatinya.

Lama kemudian, pria ini pun lelah untuk berharap. Lalu, untuk menghangatkan badan, ia membuat perapian, sambil mencari kayu dan pelepah nyiur untuk tempatnya beristirahat. Dibuatnya rumah-rumahan, sekedar tempat untuk melepas lelah. Disusunnya semua nyiur dengan cermat, agar bangunan itu kokoh dan dapat bertahan lama.

Keesokan harinya, pria malang ini mencari makanan. Dicarinya buah-buahan untuk penganjal perutnya yang lapar. Semua pelosok dijelajahi, hingga kemudian, ia kembali ke gubuknya. Namun, ia terkejut. Semuanya telah hangus terbakar, rata dengan tanah, hampir tak bersisa. Gubuk itu terbakar, karena perapian yang lupa dipadamkannya. Asap membubung tinggi, dan hilanglah semua kerja kerasnya semalam. Pria ini berteriak marah, "Ya Tuhan, mengapa Kau lakukan ini padaku. Mengapa?... Mengapa?". Teriaknya melengking menyesali nasib.

Tiba-tiba...terdengar peluit yang ditiup. Tuittt.....tuuitttt. Ternyata ada sebuah kapal yang datang. Kapal itu mendekati pantai, dan turunlah beberapa orang menghampiri pria yang sedang menangisi gubuknya ini. Pria ini kembali terkejut, ia lalu bertanya, "Bagaimana kalian bisa tahu kalau aku ada di sini? Mereka menjawab, "Kami melihat simbol asapmu!!"


Teman, sangat mudah memang bagi kita, untuk marah saat musibah itu tiba. Nestapa yang kita terima, tampak akan begitu berat, saat terjadi dan berulang-ulang. Kita memang bisa memilih untuk marah, mengumpat, dan terus mengeluh. Namun, teman, agaknya kita tak boleh kehilangan hati kita. Sebab, Tuhan selalu ada pada hati kita, walau dalam keadaan yang paling berat sekalipun.

Dan teman, ingatlah, saat ada "asap dan api" yang membubung dan terbakar dalam hatimu, jangan kecil hati. Jangan sesali semua itu. Jangan hilangkan perasaan sabar dalam kalbumu. Sebab, bisa jadi, itu semua adalah sebagai tanda dan simbol bagi orang lain untuk datang padamu, dan mau menolongmu. Sebab, untuk semua hal buruk yang kita pikirkan, akan selalu ada jawaban yang menyejukkan dari-Nya. Tuhan Maha Tahu yang terbaik buat kita. Jangan hilangkan harapan itu.


Penulis : Arisd Ahmad Jaya

PUTUSKANLAH BAHAGIA ADALAH HAK ANDA


Sukses dan bahagia berawal dari keputusan Anda untuk sukses dan bahagia. Anda berhak memilih keputusan yang membuat Anda bahagia atau justru membuat Anda merana.Sekali lagi, kebahagiaan berawal dari keputusan Anda untuk bahagia. Ketahuilah bahwa ketika anda memutuskan sesuatu, pada dasarnya Anda telah memutuskan diri untuk mendistorsi sesuatu. Distorsi adalah salah satu proses penciptaan model dunia yang Anda inginkan. Putuskanlah sekarang bahwa Anda adalah manusia yang akan membawa manfaat sebanyak-banyaknya , manusia yang fun, bahagia dan gembira. Anda bisa tersenyum dan bahagia tanpa harus menunggu bahagia dulu baru tersenyum. Izinkanlah diri Anda untuk mudah bahagia tanpa harus menunggu situasi yang memaksa Anda untuk bahagia, karena bahagia adalah situasi dunia internal Anda, apapun masalah yang terjadi diluar Anda respon akhir ada di tangan Anda.

Anda adalah pemegang kendali pikiran dan tindakan yang Anda lakukan, maka Anda jugalah yang memegang tanggung jawab atas apapun konsekwensi hasil yang dicapai. Dalam kasus apapun dan Anda menemukan situasi dimana Anda harus menentukan keputusan untuk membuat tindakan, sadari sepenuhnya bahwa Andalah yang memutuskan untuk melakukan suatu tindakan, sehingga apapun yang terjadi setelah itu keputusan Andalah yang menjadi penyebabnya. Untuk memperoleh kesuksesan yang tidak umum, putuskanlah sesuatu yang tidak umum, dan untuk mendapatkan hasil yang luar biasa lakukanlah hal diluar kebiasaan. Allah SWT senantiasa memberikan tanggung jawab sesuai dengan kapasitas yang pantas Anda dapatkan, dan tentu hasil yang lebih besar akan hadir dengan tanggung jawab yang lebih besar pula. Bagaimanakah perasaan Anda ketika menonton televisi dan remote control dipegang orang lain sedangkan Anda tidak menyukai jenis tontonan yang ditayangkan. Tentu Anda sangat tidak nyaman. Itulah contoh sederhana sebuah perumpamaan kalau perasaaan Anda ada pada kendali orang lain (eksternal). Mulai hari ini pastikan Andalah pemegang kendali pikiran dan tindakan Anda. Perbaiki cara berpikir dan cara berperilaku Anda, dengan demikian anda akan melakukan sebuah MOTIMORPHOSIS (semangat perubahan menjadi lebih baik).

Anda memiliki peta realitas masing-masing sesuai hal-hal yang Anda pilih, alami dalam hidup. Luas peta pikiran Anda sangat terkait pola pikir Anda. Kalau Anda fokus mencari kebahagiaan maka berbagai hal yang membuat Anda bahagiapun akan datang kepada Anda. Anda akan melihat dan menyadari berbagai sumber daya sesuai dengan fokus Anda. Anda akan memproses apa yang Anda lihat, dengar, rasakan, berdasarkan pengetahuan dan pengalaman Anda dimasa lalu. Pastikan mulai hari ini bahwa apapun yang Anda lakukan memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan masa depan Anda. Putuskanlah setiap bangun tidur bahwa Anda adalah adalah orang yang beruntung dan bahagia, mulailah berperilaku bahagia, bersikap bahagia dan pancarkanlah optimisme bahagia tanpa syarat. Anda boleh memilih bahagia dulu baru tersenyum atau tersenyum dahulu dan Anda mendapatkan bahagia.



ARIS AHMAD JAYA

TIPS PRAKTIS UNTUK PERCAYA DIRI


Rasa percaya diri bukanlah sesuatu untuk dimiliki. Rasa percaya diri adalah sesuatu untuk dilakukan.


Syaratnya adalah melakukan. Orang yang melakukan sesuatu akan lebih mudah merasa percaya kepada kemampuan dirinya, daripada mereka yang hanya membayangkan kerja keras.
Melakukan adalah isi dari kehidupan kita, itu sebabnya hidup yang diisi dengan melakukan banyak hal akan menjadi hidup yang penuh percaya diri, melangkah dari satu terobosan ke terobosan berikutnya.

Dan karenanya, hidup seperti itu seolah-olah menjadi lebih berhak bagi lebih banyak keberhasilan.

Anda tidak mungkin bersemangat melakukan sesuatu yang tidak Anda yakini sebagai jalan untuk mencapai keberhasilan; dan Anda tidak mungkin bergembira dalam sebuah perjalanan mencapai sesuatu yang tidak Anda sukai., Anda harus meyakini bahwa perjalanan Anda sudah menuju ke sesuatu yang tepat; kedua, Anda harus meyakini kesempatan yang baik bagi pencapaian tujuan Anda; dan ketiga, Anda bergembira karena yang akan Anda capai adalah sesuatu yang Anda inginkan.


Penulis : ARIS AHMAD JAYA

Sa'i >>> Bolak-Balik

Bingung adalah mengerti
Mengerti adalah bingung
Orang yang tidak pernah bingung tak kan pernah mengerti
Orang yang mengerti tanpa bingung, akan bingung karena mengerti dalam kesendirian...

Berilmu adalah bodoh
Bodoh adalah berilmu
Semakin banyak ilmu seseorang, maka ia akan semakin merasa bodoh
Semakin bodoh seseorang, maka ia merasa hebat bersama ilmunya

Sibuk adalah santai
Santai adalah sibuk
Orang yang sibuk sejati selalu menikmati waktu santai dalam kesibukannya
Sedangkan orang yang santai selalu sibuk dengan kesantaiannya

Cinta adalah benci
Benci adalah Cinta
Semakin cinta, semakin benci
Don't be extreme
Cintailah alakadarnya dan membecilah alakadarnya

"Cintailah kekasihmu seperlunya, karena bisa jadi ia menjadi orang yang kamu benci di suatu hari. Bencilah orang yang kamu benci seperlunya, karena bisa jadi ia menjadi kekasihmu di suatu hari.(H.R Tirmidzi)"

nb : Kalau sahabat bingung dengan tulisan ini, maka yakinlah bahwa bingung adalah awal dari mengerti :))

KZ
http://cahaya-semesta.com


26 Januari 2010

Jangan Jadi Kuli Tinta Seumur Hidup

Suatu hari, penulis buka www.azyumardiazra.com.
Penulis tulis e-mail, padanya. Isinya, ‘menjual diri’, bahwa penulis sudah menulis lebih dari 40 buku. Dia menjawab email itu... Antara lain,
“Saya senang anda masih berkarya…” jawab Azyumardi Azra.
Dia, mungkin lupa, penulis sudah melepaskan profesinya sebagai Kuli Tinta secara total. Dan, tidak akan pernah kembali menjadi kuli tinta, di saat puluhan kawan-kawan penulis masih setia menghabiskan usia di samudera kuli tinta yang semakin menarik. Hanya, puluhan kawan ini kini berganti dengan komputer, tidak lagi menulis laporan jurnalistik menggunakan mesin tik manual seperti era pertengahan 90-an.
Sedikit banyak, perubahan profesi dari kulit tinta menjadi penulis buku, didorong oleh nasehatnya, subuh itu, dalam suasana Perang Teluk.
***
ALHASIL, ALANGKAH BERGUNANYA secuil nasehat. Betapapun sederhananya nasehat itu. Mungkin nasehat kecil itu tidak mengubah secara kontan, tapi masih mengandung tenaga ubah yang dahsyat pada beberapa tahun kemudian. Nasehat, ingat Mohammad Natsir, bukan seperti makan langsung terasa kenyang. Dakwah katanya, mungkin baru terasa hasilnya sepuluh dua puluh tahun kemudian, atau baru timbul buahnya setelah kematian di juru dakwah yang dulu pernah memberi nasehat, ujar M. Natsir, pahlawan nasional.
Perhatikanlah, nasehat Nabi Muhammad, masih punya enerji cinta yang amat dahsyat, mengubah banyak orang lebih dari seribu tahun, lintas bangsa dan masa. Di masa depan nasehat Rasulullah masih punya daya ubah bagi milyaran manusia! Luar biasa, makna sebuah nasehat, padahal sang pemberi nasehat, tidak lagi berjumpa, baik karena jarak maupun karena kematian!

Juga tuliskanlah nasehat itu, melalui buku-buku sebagai bagian dari amal sholeh, amal jariah yang pahalanya mengalir abadi di saat pengarangnya telah tiada di bumi. Nasehat Imam Al Ghazali terus punya daya ubah yang dahsyat selama sembilan abad terakhir sejak abad ke sebelas!
Oleh karena itu, keluarkanlah sebuah NASEHAT, meski saat dikeluarkan nasehat itu langsung ditolak.
“Jangan terus menerus menjadi wartawan, kuli tinta. Mulailah menulis buku…,” ujar Kak Edy yang melepaskan profesi sebagai kuli tinta sejak lama.

Nasehat kecil Azyumardi Azra itu telah berbekas di hati yang terdalam, dan memberi daya dorong yang hebat meledak dahsyat seperti bom atom Hiroshina enam tahun kemudian sejak meluncur dari celah-celah bibirnya di waktu subuh.
Mungkin, Azyumardi Azra sendiri sudah lupa dengan ucapannya sendiri. Tapi bagi penulis? Tidak! Ucapan itu, sungguh bermakna. Karena, telah mengubah arah perjalanan hidup, secara tidak terduga sama sekali.
“Mulailah menulis buku, jangan menjadi kuli tinta seumur-umur….” ulangnya.
Menulislah buku, sepenuh jiwa, penuh cinta.
Terima kasih, Kak Edy!
“ Dan berilah peringatan, sesungguhnya peringatan itu bermanfaat untuk orang-orang beriman”
<>

By : Yudi Pramuko dalam buku "100 Kisah Cinta Luar Biasa dari Orang-orang Biasa" Penerbit : Taj Mahal Februari 2010

PESAN RASUL KEPADA ORANG YANG HAMPIR DICABUT NYAWANYA

Suatu ketika datang kepada Rasulullah malaikat pencabut nyawa (izrail) dalam rupa seorang laki-laki. Malaikat itu duduk bersama Rasul dan menyampaikan sesuatu. Kemudian datanglah seorang sahabat kepada Rasulullah, lantas malaikat itu izin pamit dan meninggalkannya. Bertanya sahabat, Ya Rasul siapakah gerangan orang itu?. Rasul menjawab, orang itu ialah malaikat pencabut nyawa (izrail), dia datang kepadaku memberitahukan bahwa engkau sebentar lagi akan mati dan aku akan mensholatkanmu. Lalu sahabat itu bertanya, “Berikanlah kepadaku pesan terakhir yang akan menyempurnakan kehidupanku”. Rasul pun menjawab, “Kalau ada majlis ilmu, maka dengarkanlah”.

Penggalan kisah di atas menggambarkan pentingnya kedudukan mencari ilmu dalam pandangan islam. Pesan terakhir nabi bagi orang yang akan dicabut nyawanya adalah mencari ilmu. Bukan mengerjakan shalat zakat atau amalan ibadah lainnya.

Mencari ilmu wajib hukumnya bagi setiap orang, sama halnya dengan kewajiban menjalankan ibadah sholat, puasa, dan zakat. Nabi dalam hadits lain bersabda, “Tuntutlah ilmu dari semenjak dilahirkan sampai masuk liang lahat”. Dalam al-Quran, Allah SWT mengajarkan sebuah do’a, “Robbi Jidnii ilmaa”, Ya Robb tambahlah ilmu. Kita jangan pernah merasa sudah banyak ilmu, namun sebaliknya carilah terus ilmu sampai akhir hayat menjemput kita.

Lebih lanjut nabi mengatakan bahwa keutamaan orang yang mencari ilmu, akan dinaungi oleh sayap-sayap malaikat, artinya ia dilindungi dan dirahmati Allah SWT.

Dalam kenyataaannya, banyak sekali kendala saat kita mencari ilmu. Kendala utama biasanya rasa malas. Kita tidak sabar untuk memperoleh hasil yang instant dari ilmu yang dipelajari. Padahal perlu kita sadari, adakalanya ilmu itu baru memberi manfaat di kemudian hari, mungkin 1 tahun, 2 tahun atau lebih dari itu.Seperti halnya penemuan-penemuan listrik, telepon dan lain-lain bisa dinikmati dari dulu sampai sekarang.
Jika kita menelaah lebih lanjut QS Al-Baqarah 31:

“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!”

Kita ini memiliki ilmu karena Allah SWT yang pertama kali mengajarkan kepada adam tentang nama-nama benda. Karena itu kedudukan manusia lebih sempurna dibandingkan malaikat dan makhluk lainnya.

Dalam ayat lain Allah menyatakan, bahwa Allah-lah yang mengeluarkan manusia dari perut ibunya, dan manusia tidak mengetahui apa-apa saat dilahirkan. Lalu Allah SWT memberikan pendengaran dan penglihatan agar manusia berpikir & bersyukur.

Semakin banyak kita mendengar, melihat, dan berfikir dengan menggunakan panca indera, maka semakin banyak ilmu yang akan kita peroleh. Untuk itu, mari kita mencintai ilmu, karena pesan Rasul kepada yang mau meninggal saja, mencari ilmu.

Orang yang memiliki ilmu dan diamalkan, selain akan manfaat bagi sendiri juga bagi orang disekitar. Dalam hadist lain nabi bersabda, tiga amalan yang tidak putus walau seorang anak adam meninggal dunia yaitu, Shodaqoh zariah, Ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya.

sumber: Drs. Aseph Aonuddin MSc, dan Syeikh Sulaiman.

Quantum Syukur

Sukses itu penting, tapi bersyukur itu jauh lebih sukses. Orang biasa itu sukses dulu baru bersykur, sedangkan orang luar biasa justru bersyukur dulu baru suksesnya bertambah sukses. Sukses di atas Sukses. Jadi, tidak perlu sukses dulu baru bersyukur, tapi bersyukurlah maka Anda pasti tambah sukses.

Mungkin ada yang bertanya, "KZ, katanya kalau bersyukur itu kan ditambah nikmatnya, tapi kenapa saya yang selalu hidup bersyukur tapi dari dulu tetep gini-gini aja?"

Mari kita simak FirmanNya : "Lains syakartum la-azii dannakum..." artinya : "Kalau Anda bersyukur pasti bertambah nikmatnya." Nah, jika sudah bersyukur tapi kok ga nambah juga kenikmatannya, berarti bukan ayat Allah nya yang salah, melainkan teknik bersyukurnya yang tidak pas atau bisa jadi pemahamannya yang salah tentang pertambahan nikmat itu sendiri.

Sungguh, nikmat yang bertambah itu tidak mesti melulu ditandai dengan penambahan kenikmatan dalam bentuk fisik, tapi justru seringkali hadir dalam bentuk kenikmatan metafisik. Dimana kenikmatan metafisik inilah yang kelak akan "menarik" kenikmatan-kenikmatan lainnya, yang bisa jadi dalam bentuk fisik.

Artinya, penambahan kenikmatan sebab dari bersyukur itu tidak harus dalam bentuk fisik, tapi bisa saja berupa kenikmatan metafisik yang sebelumnya tak pernah dirasakan, dan kenikmatannya bisa jauh lebih indah....

Bukankah bisa berbahaya jika pemahamnnya harus dalam bentuk fisik? Contoh : kalau saya bersyukur mendapatkan uang seribu maka Allah akan memberikan puluhan ribu atau ratusan ribu. Ah, contoh ini mungkin terasa biasa. Coba sekarang contoh dalam bentuk yang lain, misal tentang suami yang bersyukur telah menikahi wanita yang dicintainya, maka saya yakin pasti banyak para istri yang melarang suaminya untuk bersyukur karena telah menikahinya. Ya iya lah, sebab kalau suaminya bersyukur telah menikahinya, maka Allah akan menambah kenikmatannya dengan bertambahnya jumlah istrinya.... Bersyukurlah dengan satu istri, maka akan ditambah .... waw, bisa berabe kalau pemahannya seperti itu....

Sehingga, sekali lagi, kami yakinkan bahwa penambahan kenikmatan ketika bersyukur itu tidak harus dalam bentuk fisik (jasadi), tapi justru seringkali dengan penambahan kenikmatan metafisik (rasa). Dan penambahan kenikmatan itu sifatnya tunai, langsung diberikan..berdasarkan konteks "la azii dannakum" yang bisa diartikan "langsung kami tambahkan nikmatnya untukmu"

Artinya, jika bersyukurnya SEKARANG maka pertambahan nikmatnya juga SEKARANG. Maka, orang yang mengaku sudah bersyukur tapi tidak merasakan pertambahan nikmat itu.. maka belumlah bersyukur padaNya...

Wallahu alam
KZ
http://cahaya-semesta.com

24 Januari 2010

Kisah Seorang Wanita Miskin di Yaman, Sapi tua dan Jalur Gaza .. Subhanalloh!

Kisah tentang penderitaan dan rasa sakit yang diderita oleh orang-orang Gaza menyebar ke seluruh dunia. Semua orang di dunia larut dalam kemarahan, kebencian, dan permusuhan. Bahkan lebih banyak orang merasa sedih dan sangat tersentuh ketika anak-anak kecil yang manis menjadi korban dari peluru dan bom gila Israel, dan darah yang membasahi tanah merah Palestina.

Tragedi mengharukan ini juga menimpa seorang wanita tua yang hidup menderita di salah satu desa di Yaman. Sama seperti orang lain, ia juga merasa sedih dan sedih, dan dia mau tak mau meneteskan air matanya.

Suatu hari ia bertekad untuk membantu terbaik yang ia bisa. Kebetulan, satu-satunya 'aset' yang ia miliki adalah seekor sapi tua, sudah sakit-sakitan, kurus dan lemah.

Dibarengi dengan semangat yang tinggi dan rasa simpati yang meluap, ia berniat untuk memberikan sapinya kepada rakyat Gaza. Jadi, dia meninggalkan rumahnya dengan berjalan kaki menuju salah satu masjid di Yaman sambil memegang satu-satunya sapi tercinta.

Kebetulan, hari itu hari Jumat dan orang-orang telah menyerbu masjid untuk melakukan salat Jumat. Si ibu tua dengan sapinya mau tak mau menjadi pusat perhatian jamaah, karena ia berdiri di tepat luar masjid dengan sapinya. Beberapa dari jamaah mengangguk, sebagian menggelengkan kepala, dan tidak sedikit dari mereka yang tersenyum sinis atau malah sebaliknya, terkejut melihat wanita miskin yang berdiri di samping sapinya dengan setia.

Waktu berlalu dan meskipun jama'ah dari masjid itu khusyu mendengarkan khutbah yang disampaikan oleh Imam, semakin lama, jamaah shalat Jumat semakin penasaran pada dua makhluk Allah itu. Wanita tua itu dan sapi itu masih di situ, bahkan si wanita tua tanpa sedikit pun menunjukkan tanda malu atau keengganan di wajahnya.

Setelah Imam turun dari mimbar, shalat Jumat kemudian dilakukan. Biar matahari membakar sangat terik dan keringat menetes dari wajahnya, wanita tua dan sapi itu masih saja di situ. Segera setelah semua jama'ah menyelesaikan solat dan do'a, wanita tua itu tiba-tiba bergegas dan menyeret sapinya menuju pintu depan masjid dan menunggu dengan sabar, tidak terpengaruh oleh jama'ah yang berjalan keluar dari masjid. Banyak dari mereka tetap tinggal dan ingin tahu tentang apa yang akan dilakukan oleh wanita tua itu selanjutnya.

Ketika Imam masjid keluar, wanita tua itu melompat berdiri dan berkata: "Wahai Imam, saya pernah mendengar tentang kisah sedih rakyat Gaza. Saya orang miskin tapi saya bersimpati dan ingin membantu mereka. Mohon terimalah satu-satunya sapi ini untuk dibawa ke Gaza, berikanlah kepada orang-orang di sana. "

Terkejut, sang Imam tertegun sejenak oleh permintaan wanita tua. Dan bisa ditebak, ia enggan untuk menerimanya. Yeah, bagaimana untuk membawa sapi tua ke Gaza, Imam bertanya? Di sekeliling, para jama'ah mulai bergumam. Ada orang-orang yang mengatakan bahwa itu adalah mustahil untuk dilakukan terutama karena sapi sudah tua, pasti tidak memiliki nilai.

"Tolong ... bawalah sapi ini ke Gaza. Ini yang hanya saya miliki. Saya benar-benar ingin membantu mereka," ulang wanita yang tidak diketahui namanya itu. Imam itu masih enggan. Setiap jama'ah berbicara dan berbisik satu sama lain. Semua mata tertuju pada wanita tua dan sapi tuanya.

Mata wanita tua mulai sayu dan penuh dengan air mata tapi ia masih pantang menyerah dan terus menatap Imam. Suasana itu penuh dengan diam untuk sementara waktu. Tiba-tiba, seseorang dari jama'ah bersuara: "Sudahlah, saya akan membeli sapi ini dengan harga sebesar 10.000 riyals dan kemudian uang itu akan disumbangkan kepada orang-orang Gaza."

Imam tampaknya setuju. Wanita tua yang sedih itu menyeka air matanya yang telah mengalir ke bawah. Ia tetap berkata-kata tapi sepertinya setuju dengan saran dari jama'ah. Tiba-tiba, seorang pemuda berdiri dan menawarkan saran yang lain: "Bagaimana jika kita semua memberikan tawaran tertinggi dengan kontribusi uang itu untuk membeli sapi dan uang terkumpul akan dikirim ke Gaza?"

Wanita itu terkejut, dan juga Imam. Ternyata gagasan pemuda itu diterima oleh orang banyak. Kemudian dalam beberapa menit, tawaran mulai bergulir dan banyak dari jama'ah bergegas untuk menyumbangkan uang yang akan dikumpulkan.

Orang-orang mulai menawar, mulai dari 10.000 hingga 30.000 riyals dan terus naik. Suasana di kompleks masjid menjadi bising ketika tawaran jama'ah terus berlangsung tanpa henti sementara para jamaah secara bersamaan terus menyumbangkan uang mereka.

Akhirnya, sapi kurus, dan lemah milik oleh wanita tua dan miskin itu dibeli dengan harga sebesar 500.000 riyals (sekitar 148.000 USD atau sekitar Rp 1 milyar 600 juta)! Si perempuan tua itu jelas sangat gembira dan terharu. Sapinya akhirnya berguna juga.

Ketika uang sudah terkumpul, tanpa disangka-sangka, seorang jamaah mendekati wanita tua itu. “Imam telah memerintahkan kami untuk mengembalikan sapi ini kepada Anda, Ibu.” Ujar sang jamaah itu sambil menangis, karena merasa kagum kepada si ibu tua.

Tanpa diduga, ditakdirkan oleh Allah segalanya, niat wanita miskin yang tua itu untuk membantu meringankan beban rakyat Palestina dibuat mudah oleh Allah sampai-sampai uang dalam jumlah besar itu bisa dikumpulkan, sementara pada saat yang sama dia masih memiliki satu-satunya “aset” yang ia miliki. Subhanallah! (sa/qimmah)


sumber : http://eramuslim.com/berita/dunia/kisah-seorang-wanita-miskin-di-yaman-sapi-tua-dan-jalur-gaza.htm

TELAH DIBAYAR


Aktivitas dimulai dengan shalat subuh berjamaah. Kemudian seluruh anggota berjalan keliling komplek. Sampai di rumah sang Ibu bergegas ke dapur menyiapkan makanan untuk sarapan seluruh anggota keluarga. Bosan menunggu, anak sulungnya (10 tahun) menyusul ke dapur. Kemudian si anak membantu apa yang bisa mereka lakukan. Belum sempat mengusap si anak datang dan menyodorkan secarik kertas. Diambilnya kertas putih itu, dan membacanya sepintas.

Upah membantu ibu :

- belanja ke warung Rp. 2.000,-
- menyapu dan mengepel lantai Rp. 5.000,-
- menata meja makan Rp. 2.000,-
- membuat minum untuk ayah Rp. 2.000,-
- membuang sampah Rp. 2.000,-
- membereskan tempat tidur Rp. 5.000,-
- menyiram tanaman Rp. 2.000,-
--------------------------
-
Total Rp. 20.000,-

Selesai membaca, si ibu tersenyum hangat dan memandang anaknya yang sedang mengikuti gerak geriknya dengan pandangan cemas dan gembira.
”Sini Nak, tolong ambilkan bunda pulpen itu”.
Si anak segera mengambilnya. Si ibu membalikkan kertas dan selanjutnya menulis sesuatu. Lalu disodorkannya ke sang anak dan meminta untuk membaca apa yang ditulis ibunya.

Tertera :
- Upah mengandungmu selama 9 bulan- GRATIS
- Upah menyusuimu selama 2 tahun - GRATIS
- Upah menjagamu di malam hari -GRATIS
- Upah menangis karena sedih saat menungguimu sedang sakit demam – GRATIS
- Upah khawatir waktu menungguimu test IQ saat mau masuk SD – Gratis
- Upah menyediakan makanan sehat dan makanan kesukaanmu – GRATIS
- Upah memenuhi keinginanmu untuk memiliki mainan seperti yang dimiliki teman sebayamu – GRATIS. Jumlah Keseluruhan dari yang bunda berikan GRATIS karena bunda ikhlas melakukannya.

Air mata si anak berlinang setelah membaca. Rasa menyesal ditandai dengan deraian air mata yang mengalir di sepanjang pipinya. Kemudian dipeluknya sang ibu.
”Aku minta maaf. Aku sayang sama Bunda”.
Kemudian si anak mengambil pena. Di sudut kertas ditulisnya "TELAH DIBAYAR" .

(sedikit demi sedikit) sempurnakanlah ibadahmu (doa sebelum makan)

DOA SEBELUM MAKAN

Allaahumma baarik lanaa fiimaa razaqtanaa wa qinna'adzaabannar.

Ya Allah, berkahilah rizqi yang Engkau rizqikan kepada kami, dan peliharalah kami dari siksa neraka.

Pasti apal dong doa ini, kyknya malah doa yg satu ini yg paling anak2ku apal hehehehe

Tapi kenapa ya, ak perhatiin kok orang dewasa yg muslim , kebanyakan malah berdoa cuman ngucap ' bismillah ' aja
Langsung aja......" hap...lalu dimakan"
Padahal asa kurang yaa..Kl liat artinya...'Dengan menyebut nama Allah'....
trus dibandingin Sama doa yg sebelumnya, kyknya ... Ngga kena y ♓é²:D...♓é²:)...♓é²

menurutku Kyknya 'pemangkasan' yg tidak tepat deh..
padahal makan itu adalah salah satu kegiatan yg menyangkut sisi spiritual dan dunia yang kenceng loh.
Dia juga merupakan proses ibadah,

- secara jasad....dia merupakan ibadah manusia untuk kelangsunganhidup dirinya
makanan itukan memberi kita energi dan bahan untuk memperbaiki kerusakan tubuh untuk melangsungkan kehidupan
- secara spiritual, makan juga merupakan ibadah....niat kita untuk memelihara diri...
makanan sendiri mempunyai energi , positif atau negatifnya juga dilihat dari halal atau haram makanan yang kita makan

itu sekelumit faktor dalam dari proses makan
Belum kl kita perhatiin dari masalah luarnya.

InsyaAllah sy yakin, rejeki yg kita pake utk beli makanan itu halal (bukan hasil dr mencuri ato korup)
Tapi, apakah sudah dikeluarkan hak anak yatimnya??
Mungkin utk lbg jelasnya ada di note sebelumnya...

Nah kalau belum, brarti kita py utang y dari makanan itu, ingat QS 4:10 "bila kau memakan hak anak yatim , sama dengan memakan api neraka sepenuh perutmu"
(jadi doa sebelum makan cucok ya = kindungilah kami dari siksa api neraka)

Trus kita liat juga dari unsur dimana kita membeli makanan itu, halal kah makanan itu?
Seingat saya, binatang yg disembelih tidak menyebut nama Allah jatuhnya haram... Bgmana dgn yg lain?? Misalnya tanaman, ketika di petik disebutkah (minta ijinkah) pada Allah?
Atau ketika mengolahnya (minta ijin pulakah pada sang pencipta??)

Bukan kah semua ini (termasuk jasad kita) hy titipan??.. Kl ngga ijin dulu dlm melakukan apapun kpada pemiliknya , jadi 'halal' tidak??

Unsur lain yg harus diperhatikan, adalah adakah penambahan 'unsur' lain yg selain dari Allah ke dalam makanan itu??
Maaf... Setau sy banyak sekali toko, restauran dll yang menggunakan 'jampi2' supaya dagangannya laku.. (ini dialami sendiri oleh beberapa teman dekat saya loh)

Kalo orang yg bisa liat, dia ngga akan mau makan makanan itu.. Kenapa? Krn proses jampi2 itu keliatan sekali oleh dia , mengkontaminasi makanan itu oleh energi negatif.....

Dan makanan itu akan dimasukkan ke tubuh kita dan menjadi bagian kita!!
Ngeri kan??

Trus gimana kl yg doanya ke 'kyai' dll??
Sy pikir kl jatohnya tetep dikasih isim, ato ada ritual2 yg ngga ada di 'Quran' sy rasa jatohnya sama aja ya
(Cuma kemasannya aja yg jadi seperti 'putih)

setelah menyimak hal2 diatas, apa iya, cukup dengan membaca 'bismillah'??
Sedangkan kita tidak memaknai arti dari bacaan itu sendiri, tidak tau bahaya apa yg mengintai dibalik makanan yg kita makan...


Ada baiknya kita luangkan waktu sedikit saja untuk berdoa (dalam hati) yg lebih khusuk dan mengena..
Doa sebelum makan yg disebut diawal sebenernya jg mencerminkan
Betapa yg namany rizki ini perlu rahmat hidayahnya, dan betapa mudahnya kita tergelincir shg mbutuhkan pertolongan Allah untuk dujauhkan dari neraka..

Lebih bagus lg kl doanya kita tambah dengan taudz, basmalah, hamdalah dan ijab qabul hak anak yatim dari makanan tsb

Mudah2an sharing ini berguna buat teman2
Maaf kl ada salah kata atau ada yg tersingggung
Wassalam

sumber : oleh Yovi Yoanita

4 KEBIASAAN MENYENANGKAN TAPI BERBAHAYA

PERNAHKAH Anda membunyikan leher untuk menghilangkan ketegangan? Atau mengucek mata dengan harapan bisa melihat lebih jelas dan membunyikan ruas-ruas jari tangan untuk mengusir kebosanan saat Anda sama sekali tidak punya pekerjaan? Jika pernah, Anda tidak sendiri, banyak orang yang melakukan kebiasaan-kebiasaan kecil seperti ini tapi tahukah Anda, bahwa kebiasaan-kebiasaan kecil ini berdampak buruk bagi kesehatan?
Berikut kebiasaan-kebiasaan itu:

1. Mengucek mata
Mulailah menghindari kebiasaan yang satu ini. Menurut para dokter, gosokan yang lembut sekalipun pada mata bisa meningkatkan tekanan yang memicu terjadinya glaucoma atau penyakit kebutaan. Sebuah studi juga menemukan kalau memakai kaca mata renang, tidur telungkup atau melakukan olahraga di gym bisa memicu glaucoma dan penyakit mata yang berkaitan dengan tekanan mata lainnya.

Setiap sentuhan yang mengenai kelopak mata, menurut profesor Charles McMonnies dariUniversity of New South Wales Shool of Optometry and Vision Science, bisa meningkatkan tekanan mata. Sentuhan ringan akan menambah sedikit tekanan tapi sentuhan yang kuat bisa memicu peningkatan tekanan 3-5 kali dari tekanan normal.

Karena itu, ada baiknya lebih berhati-hati dalam menyeka mata berair atau make-up di sekitar mata. Proses ini melibatkan kontak dengan kelopak mata. Dalam kasus mengucek mata, yang meilibatkan kelopak dan juga bola mata, tekanan mata bisa meningkat 10 kali lipat dari normal. Masih ingin mengucek mata? Anda baiknya mulai dihentikan.

2. Membunyikan leher
Dengan membunyikan leher, berarti Anda turut meregangkan jaringan ikat persendian yang berfungsi mendukung dan menstabilkan persendian leher. Meregangkan persendian akan menyebabkan hipermobilitas di mana persendian telah kehilangan kelenturan alaminya.

Karena jaringan ikat persendian menjadi kendur, otot-otot kecil yang menghubungkan ruas-ruas tulang punggung menjadi kencang. Otot-otot ini harus bekerja lebih keras untuk menetralkan hilangnya keseimbangan akibat kendurnya jaringan pengikat sendi. Hal ini akan membuat leher terasa kaku dan tegang. Saat ketegangan semakin menumpuk dan leher semakin tidak nyaman, Anda kembali ingin memanipulasi leher dengan cara membunyikan. Akibatnya, proses buruk yang sama akan kembali terulang.

3. Membunyikan ruas-ruas jari
Hal ini mungkin seringkali Anda lakukan tanpa sadar. Burukkah bagi kesehatan? Menurut sebuah studi dengan 300 partisipan yang dipublikasikan di Journal of Manipulative and Physiological Therapeutics, hal ini bisa memicu kerusakan persendian. Studi ini memang tidak menemukan hubungan antara membunyikan persendian dengan radang sendi, tetapi kebiasaan ini mengakibatkan kerusakan lain termasuk kerusakan jaringan lunak hingga kapsul persendian serta melemahnya daya cengkram.

4. Mengorek telinga
Jika hal ini sudah menjadi kebiasaan Anda, ada baiknya mempertimbangkannya kembali. Jika telinga Anda gatal atau sakit, lebih baik berkonsultasi dengan dokter daripada menyelesaikan masalah Anda sendiri. Menurut dr Peter Roland dari University of Texas, menggunakan cotton bud berisiko melubangi gendang telinga, menyebabkan perdarahan dan hilangnya pendengaran yang bersifat sementara.

Upaya mengeluarkan tumpukan lilin telinga ada baiknya diserahkan kepada dokter. Sebab, lilin ini berfungsi untuk mencegah masuknya kotoran, sel-sel kulit mati dan rambut ke dalam telinga. Kelebihan lilin secara alami akan dikeluarkan melalui saluran telinga, dibantu oleh gerakan mengunyah dari rahang. Lilin ini juga berfungsi dalam mekanisme pembersihan serta mengandung antibakteri dan pelumas. Menyodokkan benda kecil ke dalam justru bisa merusak pembentukan alami lilin sehingga menyebabkan lilin menjadi padat, menjadi penghambat dan memicu infeksi.

sumber: media indonesia
(MOHON DISEBARKAN, SEMOGA BERMANFAAT)

Janganlah Hatimu Menciptakan Jarak!


Seorang murid bertanya pada Ustadz yang bijak "Mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan marah, biasanya berbicara dengan suara keras bahkan berteriak? "

Ustadz itu tersenyum " Adakah yang bisa menjawab pertanyaan teman kalian ini " Sang Guru menguji kebijakan murid-muridnya.

Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat tangan dan menjawab;"Karena ia telah kehilangan kesabaran, karena itu ia berteriak."

" Hmm, Padahal lawan bicaranya justru berada dekat disampingnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dapat berbicara secara halus?" Pancing Sang Ustadz

Semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira benar menurut pertimbangan mereka. Namun tak satupun jawaban yang memuaskan.

Sang Ustadz lalu berkata; "Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan, jarak antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh walau secara fisik mereka begitu dekat. Karena itu, untuk mencapai jarak yang demikian, mereka harus berteriak.

Namun anehnya, semakin keras mereka berteriak, semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Karena itu mereka terpaksa berteriak lebih keras lagi."

Sang guru masih melanjutkan; "Sebaliknya, apa yang terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta? Mereka tak hanya tidak berteriak, namun ketika mereka berbicara suara yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil. Sehalus apapun, keduanya bisa mendengarkannya dengan begitu jelas."

"Mengapa demikian?" Sang Ustadz bertanya sambil memperhatikan para muridnya. Mereka terdiam, tak satupun berani memberikan jawaban.

"Karena hati mereka begitu dekat, hati mereka tak berjarak. Pada akhirnya sepatah katapun tak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja amatlah cukup membuat mereka memahami apa yang ingin mereka sampaikan."

Sang Ustadz menutup dengan sebuah nasehat :
"Ketika kalian sedang dilanda kemarahan, janganlah hatimu menciptakan jarak. Apalagi mengucapkan kata yang mendatangkan jarak di antara kamu.

Mungkin di saat seperti itu, tak mengucapkan kata-kata mungkin merupakan cara yang bijaksana. Karena waktu akan membantu Kalian."

***

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” [Ali ‘Imran:159]

Orang kuat itu bukanlah orang yang menang bergulat, tetapi orang kuat ialah orang yang dapat menahan dirinya ketika marah.” ( HR Buhkori )

Bila seorang dari kamu sedang marah hendaklah diam. (HR. Ahmad)

Apabila ada orang yang mencaci-maki kamu tentang apa yang dia ketahui pada dirimu, janganlah kamu balas mencaci-maki dia tentang apa yang kamu ketahui tentang dirinya.Karena pahalanya untuk kamu dan kecelakaan untuk dia. (HR. Ad-Dailami)

Katakan HIJRAH, hijrahkan KATA

Ternyata, kualitas/kondisi hati seseorang sangat terlihat dari kualitas kata-katanya, dan juga terlihat dari kualitas bagaimana vocal/infleksi/intonasi suara orang tersebut dalam mengatakan sesuatu.

Tentang kata-kata, setidaknya ada dua dimensi yang harus kita hijrahkan. Pertama dimensi VOCAL, kedua dimensi VERBAL. Tentu saja hijrah dari kata-kata yang mengandung ketidakbaikan menuju kata-kata yang lebih baik dan berdaya manfaat.

Pertama, dimensi VOCAL. Vocal seseorang dalam berbicara sangat terpengaruh dari kecepatan dan infleksi (tinggi rendah) suaranya. Atau saya sering mengistilahkan denga sebutani getaran suara. Rupanya, jika Anda ingin menyelaraskan hati Anda dengan hati orang yang Anda ajak bicara maka SELARASKANlah getaran suara Anda dengan getaran suara orang itu. Cobalah Anda lakukan hal itu, dan nikmatilah keajaiban yang terjadi...

Kedua, dimensi VERBAL. VERBAL adalah pilihan KATA kita dalam berbicara. Jika kita terbiasa berkata yang positif berarti isi hati kita insya Allah adalah hal-hal yang positif. Tetapi jika seseorang terbiasa berkata kotor, menghujat, dan mengkritik menjatuhkan, berarti kemungkinan isi hatinya seperti itu. Sebab, tidak mungkin Teko berisi air Teh bisa menumpahkan air Kopi. Apa yang kita tumpahkan dari kata-kata kita, maka itulah isi hati kita....

Dan, Tahukah Anda, mengapa kita harus berhati-hati dalam berkata-kata. Sebab rupanya, kata-kata itu menciptakan. Perhatikanlah, 20 tahun yang lalu di Indonesia tidak ada yang BETE, hal ini terjadi karena memang 20 tahun yll tidak ada kosa kata Bete. Dan, semakin tertebar kata "Bete" di alam semesta ini, maka memungkinkan semakin banyak menciptakan orang-orang yang Bete. Wow, Masya Allah...

Bayangkan jika si ibu memarahi anaknya dengan kata NAKAL. Maka tidak perlu heran anak tersebut jadi nakal betulan, karena begitu seringnya sang ibu mengatakan bahwa anaknya Nakal. So, seringkali bukan karena anak itu nakal lalu ia dikatai nakal, tapi karena anak itu sering dikatai nakal maka ia menjadi nakal betulan.

Ditambah lagi, Penelitian dari Prof Masaru Emoto bahwa ternyata ada Pengaruh KATA terhadap kualitas AIR. Kristal air menjadi indah jika diberikan kata-kata yang indah. Dan Bukankah 70% lebih tubuh kita terdiri dari Air?


Pengaruh KATA terhadap AIR. Kristal air menjadi indah jika diberikan kata-kata yang indah. Bukankah 70% lebih tubuh kita terdiri dari Air?



Sahabat, mari perbaiki VERBAL kita. Berikut beberapa tips memperbaiki kata/verbal.

1. Gunakan Kata yang berenergi POSiTIF
Kurangi kata yang bernuansa/berenergi negatif. Kalau Anda ingin mengatakan Bodoh, maka katakanlah kurang Pintar. Jika Anda ingin mengatakan Sulit, maka katakanlah Tidak Mudah.

2. Gunakan Kata/KALIMAT yang JELAS
Kurangi Kata-kata yang hanya bernuansa Gaul, tapi membuat bingung. Contoh kata-kata yang tidak jelas : Lebay, Bohay, Bokat, Spokat, Cupu dan sebagainya. Kata-kata yang tidak jelas akan memaksa kinerja alam semesta memperjelasnya dan mempopulerkannya, lalu menciptakan orang-orang sesuai kata-kata tersebut. Maka tak heran, semakin bertebaran kata yang tidak jelas di alam semesta ini, maka akan menciptakan banyak orang-orang yang tidak jelas. Wallahu alam.

3. Kalimat yang ujungnya POSITIF
Walaupun Anda ingin/terpaksa menggunakan kata yang berenergi negatif, maka Anda harus menutupnya dengan kata yang positif. Sebab, pada akhirnya, otak kita lebih menerima kata-kata yang berada di akhir kalimat. Contoh, jika Anda mengatakan : Pelajaran matematika, aku bisa tapi sulit. Anda ganti saja dengan pelajaran matematika memang sulit, tapi aku bisa. Kalau Anda mengatakan : Bu Ani orangnya gemuk, tapi cantik. Hal itu lebih indah dibandingkan jika Anda mengatakan Bu Ani memang cantik, tapi gemuk.

4. Kurangi awalan kata JANGAN atau TIDAK
Agar ujungnya Positif, maka kurangi awalan kalimat berkata "Jangan". Kalau Anda mengatakan “Jangan Ribut”, maka kata ribut membayang di otak orang yang Anda beri intruksi jangan ribut tersebut. Tapi katakanlah, “Tolong Diam... Terimakasih”.

Seorang ibu yang mengatakan kepada anaknya “Jangan Lari, ntar jatuh”, biasanya setelah itu anaknya semakin kencang larinya dan akhirnya terjatuh. Maka katakanlah, “Stop, berhentiiiiii...gerak....”... Intinya mari belajar berkata FOKUS kepada apa yang kita inginkan, bukan malah fokus kepada apa yang tidak kita inginkan.

5. Selaraskan Perkataan dengan Pikiran, Perasaan, Perbuatan, & Peraturan.
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (Q.S. 61:2-3).

Wallahu alam
KZ
http://cahaya-semesta.com

WAKTU DAN PROYEK

Aku kadang heran melihat orang yang sibuk, tapi selalu dapat menyelesaikan pekerjaannya. Dan aku pun heran melihat orang yang santai dan luang tapi tak pandai menyelesaikan pekerjaannya. Lalu aku lihat diriku, yang mana aku saat ini?

Rupanya aku pelajari sesuatu....
Hargailah waktu, maka waktu akan menghargaimu...

Jika engkau ditaqdirkanNya mendapatkan SEPULUH proyek bulan ini, maka :

- Jika engkau terbiasa menghargai waktu, maka proyek itu akan diatur oleh Allah sedemikian rupa sehingga tidak bentrok waktunya dan tidak pula terlalu berdekatan..

- Jika engkau hanya kadang-kadang saja menghargai waktu, maka proyek itu akan diberikan-Nya dalam waktu yang berdekatan, sehingga engkau akan kelehan, atau bahkan sakit setelah itu...

- dan, jika engkau sedikit sekali menghargai waktu, maka bisa saja KESEPULUH proyek itu dihadirkanNya dalam waktu yang sama, yakni hari yang sama ... sehingga engkau mau tidak mau hanya bisa memilih dan menyelesaikan satu proyek saja, dan menyesali Sembilan proyek lainnya...

Wallahu alam, hal ini hanya pendapatku saja....

"Demi waktu, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, dan saling menasehati dalam kebenaran dan dalam kesabaran (Q.S. Al-'Ashr)"

Hargailah waktu, maka waktu akan menghargaimu...

Wallahu alam
Kang Zen
http://cahaya-semesta.com
http://sugestipower.com