29 Oktober 2009

Al-Aqsha dalam bahaya, kami penuhi panggilanmu wahai Al-Aqsha

Khutbah Munasharah Al-Aqsha, 01-10-2009

Penerjemah:

Abu Ahmad

________

Pada saat kondisi adanya pembekuan informasi terhadap apa yang terjadi dan adanya berbagai konspirasi terhadap masjid Al-Aqsha yang penuh berkah, Ikhwanul Muslimin menyeru kepada seluruh umat, para pemberi nasihat, para khatib dan para ustadz ilmu-ilmu syar’i serta mereka menjadi khatib pada hari jum’at ini -13 Syawal 1430/2 Oktober 2009- dan akan datang tema tentang Al-Aqsha dan kepada kalian semua, dan kami sampaikan usulan tema khutbah jum’at.


Al-Aqsha dalam bahaya, kami penuhi panggilanmu wahai Al-Aqsha

Akhi… para khatib, ini adalah usulah khutbah jum’at yang mungkin dapat dijadikan pilihan tentang permasalah yang berkaitan dengan apa yang terjadi terhadap masjid kalian yaitu masjid Al-Aqsha.

Segala puji hanya milik Allah, shalawat dan salam atas Rasulullah saw beserta keluarganya, sahabatnya serta orang-orang yang mendukungnya.. selanjutnya…

Bahwa apa yang terjadi terhadap masjid Al-Aqsha akan usaha dan taktik jahat Zionis untuk membakar dan menghancurkannya dan menghilangkan berbagai simbol-simbolnya, meyahudisasikannya dan mengusir seluruh warga aslinya adalah nyata, maka dari itu adalah wajib atas setiap umat Islam yang memiliki jiwa yang bebas, merdeka dan mulia, untuk bergerak menegakkan kebenaran dan menghancurkan kebatilan, mempertahankan masjid Al-Aqsha, Al-Quds dan Palestina.

Dan hal ini berhubungan dengan kita adalah karena permasalahan kemanusiaan secara adil dan proporsional karena tampak di dalamnya adanya kezhaliman, penindasan, pembunuhan, pengabaian ruh dan penghancuran segala sendi-sendi kehidupan, dan yang terjadi di Gaza akhir-akhir ini tidak begitu jauh sebgai contoh ongkretnya.

Namun ini merupakan permasalahan Islam yang tidak bisa membebaskan umat Islam dihadapan Allah kecuali dengan mendukung ikhwan mereka yang berada di Palestina, dan bekerja dengan segala sarana dan cara untuk mengembalikan masjid Al-Aqsha, Al-Quds dan Palestina seluruhnya.

Pada akhir-akhir ini kita mengenang peristiwa yang mengenaskan yaitu peristiwa pembakaran masjid Al-Aqsha pada pagi kamis tanggal 21-08-1969, dimana Yahudi berusaha membakar masjid Al-Aqsha untuk membangun dan mendirikan Haikal yang mereka tuduhkan, dan tidak berhenti hanya itu saja, namun mereka juga berusaha dengan gigih dan semangat yang tinggi untuk menghancurkan Al-Aqsha dan meyahudikannya serta menghilangkan berbagai simbol-simbol Islam dan Arab yang ada di Al-Quds dan Palestina.

Dari sini wajib bagi kita merenungkan diri dan berfikir bagaimana caranya untuk dapat menolong dan membela masjid Al-Aqsha, mengenal dan memahami permasalahan yang dialami masjid Al-Aqsha dan Al-Quds dan apa yang sedang dialami masjid-masjid kita lalu menentukan peran apa yang dapat dan haurs kita lakukan.

Adapun peran yang dapat kita lakukan adalah:

Pertama:

Memahami posisi Masjid Al-Aqsha dan kedudukannya

Masjid Al-Aqsha memiliki kedudukan yang agung dan mulia dalam Islam dan posisi yang strategis bagi umat Islam, karena:

• Sebagai tempat Isranya Rasulullah saw, sebagaimana firman Allah SWT:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِنْ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”. (Al-Isra:1)

Allah SWT telah memperjalankan Rasulullah saw di malam hari (isra) dari masjid Al-Haram ke Masjid Al-Aqsha dan di dalamnya Rasulullah saw berkesempatan menjadi imam dengan para nabi dan berpindahnya warisan kenabian dan bendera risalah dari para nabi kepada Muhammad sebagai penutup para nabi dan rasul dan hal tersebut terjadi di masjid Al-Aqsha.

• Al-Aqsha adalah kiblat pertama umat Islam: Rasulullah saw telah melanunaikan shalat bersama umat Islam saat berada di Madinah selama 16 atau 17 bulan sampai turun perintah dari Allah untuk menghadap masjid Al-Haram. Allah berfirman:

قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ

“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, Maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu berada, Palingkanlah mukamu ke arahnya. dan Sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan”. (Al-Baqarah:144)

• Shalat di dalamnya sama dengan melakukan shalat di tempat lainnya sebanyak 500 kali: Rasulullah saw bersabda:

الصلاة في المسجد الحرام بمائة ألف صلاة والصلاة في مسجدي بألف صلاة، والصلاة في بيت المقدس بخمسمائة صلاة

“Shalat di Masjid Al-Haram nilainya sama dengan seratus ribu kali, shalat di Masjidku (masjid nabawi) sebanyak seribu kali, sedangkan shalat di Baitul Maqdis sama dengan lima ratus kali shalat di tempat lainnya”. (Thabrani, hadits Hasan)

• Merupakan salah satu masjid yang diperintahkan untuk dikunjungi: seperti hadits yang diriwayatkan oleh imam Bukhari, Muslim, Ibnu Majah dan Abu Daud, dari Abu Hurairah ra berkata: Rasulullah saw bersabda:

لَا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ مَسْجِدِي هَذَا وَمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِ الْأَقْصَى

“Janganlah kalian berkunjung kecuali pada tiga tempat: Masjid Haram, Masjidku ini, dan masjid Al-Aqsha”.

Kedua:

Masjid Al-Aqsha di bawah naungan umat Islam

• Bahwa adanya rihlah Isra dan Mi’raj, shalatnya Rasulullah saw di masjid tersebut menjadi imam para nabi merupakan maklumat akan berpindahnya kepemimpinan manusia kepada nabi Muhammad saw, kepada umatnya setelahnya dan bahwasanya masjid Al-Aqsha aqsha adalah masjid umat Islam yang diperintahkan untuk menghadapnya sebagai qiblat pertama, dan sebagai isranya Rasulullah saw.

• Al-Faruq, Amirul Mukminin, Umar bin Al-Khattab melakukan safar ke Palestina pada saat penduduknya mensyaratkan penyerahan kuncinya kepada Amirul Mukminin dengan dirinya sendiri dan beliau melakukan itu seperti yang inginkan, dan inilah kota satu-satunya pada masa khalifah Rasyidin yang menjadi memimpin dengan sendirinya untuk menerima kunci, padahal saat itu Umar sama sekali tidak pergi untuk menaklukkan madain, ibukota Persia, dan Basrah di Syam ibukota Romawi namun beliau pergi untuk menerima kunci Baitul Maqdis dan masjid Aqsha karena kedudukan dan posisinya.

• Amirul Mukminin, Umar bin Al-Khattab juga menulis perjanjian yang memberikan keamanan dan jaminan umat Nasrani atas diri mereka, harta, gereja, salib, orang-orang yang menderita dan merdeka dan seluruh milahnya.

• Penaklukkan Umar atas Baitul Madis pada tahun 15 H/636 M, ketika umat memasukinya dengan cara damai, dan memberikan kepada penduduknya rasa aman melalui perjanjian yang dikenal dengan perjanjian Umar, dan perjanjian ini dibuat untuk memperkokoh ikatan politik dan hak legal Islam terhadap Al-Quds dan Palestina. Dan setelah diterimanya kunci kota Al-Quds dari Kaisar Romawi, Shafarniyus, Umar berjalan ke tempat suci yang pada saat telah hancur, lalu beliau mengunjungi Kubah Shakrah (kubah emas) yang mulia dan memerintahkan untuk membersihkannya sebagaimana beliau memerintahkan untuk mendirikan masjid di bagian selatan dari kota suci tersebut, kemudian beliau sengaja menerbitkan bagian administrasi kota dan mendirikan dua kantor, mendirikan kantor pos, dan mengangkat Yazid bin Abu Sufyan sebagai gubernur, dan mengangkat Ubadah bin As-Shamit sebagai hakim di dalamnya dan atas para prajurit Palestina.

• Banyak dari para sahabat dan tabi’in serta ulama yang tinggal di Palestina oleh karena keutamaan dan keberkahan di dalamnya.

• Umawiyun dan perkembangan pembangunan Al-Aqsha: sebagaimana Khalifah Umar bin Al-Khattab dan para khalifah Rasyidun setelahnya sangat mengidamkan untuk dapat menaklukkan Baitul Maqdis dan masjid Al-Aqsha secara nyata, dan memasukkannya sebagai Darul Islam dan negara umat Islam, bahwa para khulafa Umawiyah memberikan keutamaan dalam membentuk arah peradaban Islam selama memakmurkan daerah masjid Al-Aqsha yang diberkahi dengan melakukan pembangunan yang sesuai dengan keagungan, kestabilan dan kesejahteraan Negara Islam yang kaya, seperti pelaksanaan pembangunan pada masa khalifah Abdul Malik bin Marwan dan anaknya Khalifah Al-Walid, yang mencakup pembangunan kubah emas dan kubah silsilah pada masa khalifah Abdul Malik, dan pembangunan masjid Al-Aqsha dan darul imarah, pintu-pintu dan simbol-simbol lainnya beragam –walaupun berhadapan dengan tekanan yang sangat keras yang terjadi di baitul maqdis dan Palestina- pada masa khalifah Al-Walid.

• Sebagaimana yang disebutkan dalam kitab “sejarah Ibnu Atsir” bahwa para khalifah Abbasiyah juga berusaha dengan kekuatan mereka untuk membangun masjid Al-Aqsha yang diberkahi; namun tanpa perubahan yang signifikan dalam bentuk pembangunan direncanakan dan pernah dilakukan oleh khalifah Umawiyah, mereka melakukan renovasi yang beragam khususnya renovasi bangunan kubah emas pada masa khalifah Abbasiah Al-Ma’mun, begitupun renovasi bangunan masjid Al-Aqsha yang selesai pada masa khalifah Abbasiyah Al-Mahdi.

• Al-Ayyubiyun juga berusaha membangun kembali Al-Aqsha: pembangunan masjid Al-Aqsha yang penuh berkah pada masa Al-Ayyubiyah setelah berhasil dimerdekakan dan disucikan kembali dari para salibis yang telah mengotori dan merubah beberapa simbol-simbolnya, pada saat itu sang pemimpin fenomenal Shalahuddin Al-Ayyubi yang beri’tikad pada dirinya tidak akan senyum sampai baitul Maqdis bebas dari kekuasaan salibis, hal itu terjadi pada tahun 583 H/4 Juli 1187. Dan akhirnya berhasil menaklukkan baitul maqdis pada tanggal 27 Rajab tahun 573 H/ 2 Oktober 1187, setelah sebelumnya dijajah dan dikuasai oleh kaum salibis selama 88 tahun; pada saat itu Al-Ayyubiyun berhasil mengembalikan kondisi masjid Al-Aqsha seperti sedia kala, kemudian memperbaikinya, membangunnya serta menambah beberapa jalan-jalannya, dan hal tersebut menjadi titik tolak pertama dalam menumbuhkan dan mengembangkan pembangunannya.

• Sebagaimana Para raja juga ikut memberikan kontribusinya secara nyata dan kuat dalam menampilkan karakter bangunan Islam dan masjid Al-Aqsha yang diberkahi, melakukan pembangunannya secara sempurna pada masa khalifah Umawiyah, dan pada itulah tercapai kesempurnaan bentuk bangunan masjid Al-Haram yang merupakan perwujudan Islamiyah masjid Al-Aqsha yang penuh berkah sepanjang masa, mereka melakukan pembangunan kembali akan simbol-simbol masjid Al-Haram, sekolah-sekolah keagamaan yang berada dalam tanggungannya, pengeras suara untuk azan dan pintu-pintunya, sebagaimana mereka juga melakukan pembangunan kubah-kubah, lorong-lorong, mihrab yang menyebar hingga sekarang di pelataran masjid Al-haram.

Ketiga:

Tipu daya dan ketamakan Yahudi terhadap Al-Quds dan masjid Al-Aqsha.

Pada abad yang lalu umat Islam mengalami kelemahannya dan terjadi perpecahan di dalamnya yang disebabkan jatuhnya Negara khilafah Utsmaniyah, dan pada saat itu, terbentuklah lembaga zionis modern dan menuntut kembalinya Yahudi sebagai bumi yang disucikan untuk menghidupkan kenabian Taurat yang telah disimpangkan, dan tampak dalam cara mewujudkan tujuan yang keji zionis nasrani bekerja sama dengan zionis yahudi, dengan menghilangkan perbedaan historis agama antara yahudi dan nasrani hingga waktu yang tidak ditentukan untuk menghadapi perang dengan umat Islam, dan melepaskan bumi yang disucikan itu dari mereka, dan hal tersebut berhasil dilakukan; ketika sekelompok penjajah berhasil merangsek negeri Syam, menguasai bumi yang disucikan untuk dirampas kekayaannya, lalu masuk tentara Inggris ke bumi yang disucikan tersebut, hingga pada saat itula masjid Al-Aqsha hingga sekarang berada dibawah kekuasan umat Islam, dan mereka terus menyalakan api perang dan pengrusakan atas masjid yang penuh berkah ini sampai terjadi kondisi ironi yang memilukan berupa kekalahan pasukan Arab dan masjid Al-Aqsha berada dibawah kekasaan zionis untuk pertama kalinya dalam sejarah umat Islam.

Yahudipun bergembira dengan keberhasilan tersebut, dan mereka mengumandangkan jargon-jargon Khaibar, menyeru kembalinya Yatsrib, dan bahkan mensenandungkan nasyid yang merobek hati dan perasaan orang-orang yang memiliki kecemburan dan sensitifas dari kalangan umat Islam; saat itu mereka bersenandung: “Muhammad telah mati dan meninggalkan banyak wanita”, maksudnya adalah arab dan ibrani. Namun sebagian dari umat Islam yang menjaga kesuciannya tetap tegar menjaga masjid Al-Aqsha sekalipun berada dalam genggaman pemerintah dan kekuasaan Yahudi, mereka rela mengorbankan ruh dan jiwa mereka, bahkan bergantian untuk menjaga dan melindunginya, serta mereka juga berusaha merenovasi sebagian masjid yang rusak.

Namun zionis tidak berhenti melakukan penghancuran masjid Al-Aqsha dan akan menggantinya dengan haikal yang mereka sucikan, mereka berusaha mengekang denyut nadi umat Islam, berusaha mematikan perasaan sensitfitas mereka terhadap masjid yang diberkahi, melalui pembangunan terowongan dan menghancurkan bagian-bagian sucinya, jalan-jalannya dan jembatan-jembatan yang melintasinya, memberants orang-orang yang fanatik terhadap masjid tersebut dengan cara membakar, menghancurkan dan meledakkan sebagian bentuknya; dengan harapan dapat menghancurkan mereka, sekalipun Allah masih melindunginya.

Dan setelah berlalu dua tahun, seorang wisatawan Yahudi Michael Denis melakukan pembakaran Mimbar Shalahuddin dan bagian terbesar dari masjid tersebut, dan pada saat itu pasukan penjajah melambat-lambatkan tugasnya untuk mematikan api, dan bahkan mereka berusaha menghalang-halangi usaha penduduk dari umat Islam untuk mematikan api yang dapat menghancurkan masjid tersebut.

Adapun rencana penghancuran masjid Al-Aqsha lebih banyak lagi, sedangkan lembaga-lembaga zionis yang didirikan untuk menghancurkan masjid dan membangun Haekal terus bertumbuhan hingga berjumlah 20 lembaga, sebagaimana usaha-usaha permusuhan yang dilakukan secara personal dan kelompok untuk menghancurkan Al-Aqsha dan menjajahnya, atau membakarnya, atau meledakkannya, atau meneror orang-orang yang shalat di dalamnya hingga berjumlah ratusan kali, adapun usaha penghancuran masjid haram dan jalan-jalannya merupakan salah satu dari berbagai usaha keji mereka, yang mana yahudi tidak pernah berhenti untuk melakukannya dan berikukuh bahwa usaha mereka akan berhasil.

Empat:

Al-Aqsha dalam bahaya

• Pada tahun 1967 Israel mengumumkan integrasi kota Al-Quds utara dengan Al-Quds Barat, dan menganggapnya sebagai satu kota, hal itu terjadi pada tanggal 28/6/1967.

• Pada tanggal 5/8/1980, Israel mengumumkan juga bahwa Al-Quds bersatu merupakan ibukota abadi. Dan berusaha melakukan yahudisasi Al-Quds bagian timur dengan cara perlahan dan tenang.

Dan hal itu terdiri dari beberapa point berikut:

1. Melakukan tindak kriminal pembakaran masjid Al-Aqsha pada kamis pagi tanggal 21/8/1969

2. Melakukan penggalian terowongan yang tepat berada di bawah pelataran masjid Al-Aqsha dan di bawah dinging-dindingnya serta pada beberapa titik lainnya dengan tujuan mencari Haekal Sulaiman yang menjadi klaim mereka, dan merupakan acaman penghancuran dan perobohan masjid Al-Aqsha.

3. Menumbuhkan kota yang disucikan, perkampungan dan perkotaannya dengan pendudukan, menguasai sebagian besar bumi Palestina secara umum, dan bumi Al-Quds secara khusus, menghancurkan bangunan dan rumah-rumah milik warga Arab dengan alasan tidak memiliki izin resmi, dan pada saat yang bersamaan mereka melarang pengeluaran izin pembangunan untuk warga Arab dan memudahkan perizinan untuk warga yahudi.

4. Melakukan pembantaian masal di kota al-Quds seperti apa yang terjadi di masjid Al-Aqsha dan kubah emas, haram al-ibrahimi di kota Al-Khalil dan pada beberapa tempat lainnya di kota Palestina.

5. Berusaha secara terus menerus melakukan pengusiran dan deportasi atas penduduk dan warga aslli kota Al-Quds sehingga menjadikan mereka sebagai mayoritas dari yang lainnya, hal tersebut dilakukan dengan cara penarikan identitas milik warga asli dan mewajibkan pajak yang tidak masuk akal atas mereka dan melarang mereka mendapatkan pelayanan sosial yang layak.

6. Memisahkan kota yang disucikan secara khusus dan bumi Palestina secara umum dengan membangun tembok rasial pemisah, yang menjadikan bumi Palestina sebagai penjara terbesar, dan menyebabkan terisolirnya Al-Quds dari sebagian kota dan desa di Palestina.

7. Melarang warga Arab untuk sampai ke kota Al-Quds dan menghalangi mereka untuk menunaikan shalat di masjid Al-Aqsha.

8. Melakukan pembatasan secara ketat orang-orang yang diperbolehkan masuk masjid Al-Quds yaitu dengan cara pembatasan umur tertentu, siapa yang boleh masuk masjid, khususnya pada hari jum’at sehingga menyebabkan banyak dari kalangan pemuda yang menunaikan shalat jum’at di jalan-jalan.

9. Berusaha menutup lembaga-lembaga Arab dan Islam di kota Al-Quds terutama lembaga-lembaga akademi, sosial dan tsaqafah.

10. Berusaha mengimplementasikan –dengan cara cepat- rencana pembangunan “Al-Quds Raya” melalui perluasan lahan di atas tanah milik warga Arab. Hal ini menjadi pertanda akan bahaya yang sangat besar dan jelas yang mengancam kota Al-Quds, dan bahaya ini menjadi bertumpuk-tumpuk dan bertambah hari demi hari.

11. Melakukan pembunuhan dan penangkapan terhadap warga mulai dari para pemuda baitul maqdis, kota-kota dan desa-desa di Palestina, sehingga hal tersebut menyebarkan perasaan takut dan teror atas mereka.

12. Melakukan penyebaran berbagai acara dan lainnya untuk merusak para pemuda seperti narkoba dan lain-lainnya.

Rencana baru dalam rangka membangun haekal

Pada Koran Haaretz zonis tersebar berita yang intinya: “Bahwa lembaga Yahudi yang diberi nama dengan lembaga umana al-haikal dipersiapkan untuk membuat rencana baru dalam membangun haikal ketiga, Koran tersebut mengungkapkan: “Bahwa pada tahun 1987, DR. Damous Orkon mendirikan lembaga (yayasan) bangunan haikal, yaitu sebagai yayasan yang dekat dengan partai Likud, yayasan ini meyakini bahwa tidaklah realistis pada kondisi saat ini membangun haikal diatas masjid Al-Aqsha; karena itu mereka melakukan persiapan perencanaan baru untuk membangun haikal yang berbeda dengan rencana yang telah dibuat oleh lembaga yang diberi nama (lembaga umana gunung Haikal), yang meyakini akan mampu menghilangkan masjid Al-Aqsha dan membangun haikal ketiga di atasnya”.

Koran tersebut juga menyebutkan: bahwa rencan yang dijabarkan oleh yayasan pembangunan haikal yang secara ringkas terdiri dari bangunan atap yang luas yang dibangun diatas tanah pelataran al-buraq, (diatas jalan Al-Mugharibah yang telah dihancurkanoleh penjajah zionis tahun 1967), berpokus pada 10 tiang yang tinggi sebagai simbol dari 10 amandemen, dan diatas bangunan yang tinggi tersebut dibangun haikal ketiga. Haaretz menambahkan: agar haikal tersebut dapat disebut sakral, maka persiapan rencana baru, yang mereka maksudkan adalah pembuatan terowongan yang membentang dari tengah bangunan yang disebutkan hingga masuk masjid Al-haram yang suci dekat dengan kubah emas, dan di tengah terowongan yang muncul dari dalam masjid al-haram hingga haikal yang disebutkan-seperti yang mereka tudunkan.

Sementara itu yayasan Al-Aqsha terhadap rencana baru ini menambahkan: bahwa rencana baru/lama dan yang semisalnya menegaskan kepada orang-orang yang keras kepada dan hina bahwa ada entitas separatis zionis tantang apa yang dituduhkan dengan haikal ketiga; sehingga menunjukkan dalil yang jelas bahwa masjid Al-Aqsha hari ini berada dalam ancaman yang datang dari sekelompok yahudi yang kadang dilakukan dengan penyerangan keji untuk mewujudkan ketamakkan mereka untuk pembangunan haikal ketiga yang mulai tampak nyata hari demi hari, dibawah dukungan resmi dari yayasan zionis sehingga mengharuskan kita untuk berhati-hati dan tetap siaga terhadap berbagai rencana ini yang merupakan ancaman besar bagi masa depan masjid Al-Aqsha yang penuh berkah.

Dan yayasan Al-Aqsha dalam keterangannya meminta kepada yayasan Palestina dan Arab serta Islam tentang kondisi masjid Al-Aqsha, dengan tuntutan untuk dapat melakukan berbagai invasi nformasi terkait dengan permasalahan dan ancaman yang sedang dialami dan menimpa masjid Al-Aqsha, memberikan penjelasan yang seimbang, dan memberikan keterangan dengan bentuk yang jelas dan kongkret sebagai bentuk kewajiban umat terhadap masjid Al-Aqsha yang sedang menghadapi ancaman yang sangat berbahaya.

Sebagian tulisan dan buku-buku zionis juga mengisyaratkan bahwa sedang berlangsung usaha pengadaan gempa buatan di tempat yang paling dekat dengan masjid Al-Aqsha, ditambah dengan usaha penghancuran secara terus menerus terhadap pondasi masjid melalui terowongan yang mereka buat, sehingga akan mempermudah penghancuran masjid, dan dari sini orang-orang Israel akan mudah mengkalim bahwa masjid Al-Aqsha hancur karena kondisi alam (gempa alami), dan yang dapat ditelusuri dan disaksikan saat ini adalah adanya usaha yang terus menerus penghancuran salah satu tembok masjid Al-Aqsha yang berada dekat dengan pintu bagian barat.

Lima:
Peran kita secara individu dan lembaga dalam melindungi dan mempertahankan masjid Al-Aqsha

Bagaimana kita bisa melepaskan tanggung jawab kita nanti dihadapan Allah: bahwa masjid Al-Aqsha sedang menghadapi ancaman serius akhir-akhir ini, karena keangkuhan Yahudi yang telah melampaui batas; pembunuhan, pengusiran, penghancuran dan perobohan rumah-rumah, blokade ekonomi yang mengerikan, yang mana hal tersebut telah menjadikan sinyal nyata akan bahaya yang mengancam bumi Palestina terutama masjid Al-Aqsha; perkaranya telah jelas, tujuannya sudah ditentukan, konsepnya pun telah dimatangkan untuk menghancurkan masjid Al-Aqsha dan membangun haikal diatas reruntuhannya, sementara itu tidak ditemukan dari umat Islam usaha untuk menghadang dan menghalangi serta menolkanya kecuali hanya sekelompok orang saja.

Padahal Rasulullah selalu memotivasi umat Islam untuk terus berkomunikasi dan menjalin hubungan antara mereka dengan baitul maqdis; seperti kehadiran beliau di masjid Al-Aqsha, penghormatan beliau dengan shalat di dalamnya, mengirimkan minyak untuk bahan bakar dan penerang lampu-lampunya, dan memberikan kabar gembira bahwa al-Quds akan ditaklukkan dan akan menjadi milik umat Islam, dan hal itu terjadi; penaklukan al-Quds pada tahun kelima belas hijriyah.

روى الإمام أبو داود في سننه بسنده عَنْ مَيْمُونَةَ مَوْلَاةِ النَّبِيِّ- صلى الله عليه وسلم- أَنَّهَا قَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفْتِنَا فِي بَيْتِ الْمَقْدِسِ؟ فَقَالَ:”ائْتُوهُ فَصَلُّوا فِيهِ”، وَكَانَتْ الْبِلَادُ إِذْ ذَاكَ حَرْبًا، “فَإِنْ لَمْ تَأْتُوهُ وَتُصَلُّوا فِيهِ، فَابْعَثُوا بِزَيْتٍ يُسْرَجُ فِي قَنَادِيلِهِ”.

Imam Abu Daud dalam sunannya meriwayatkan dari Maimunah budak Rasulullah saw berkata: wahai Rasulullah saw, berikan fatwa kepada kami tentang baitul maqdis? Beliau bersabda: pergilah kesana dan shalatlah di dalamnya, dan pada saat itu negeri tersebut dalam kondisi perang, namun jika kalian tidak dapat pergi kesana dan shalat di dalamnya, maka kirimkanlah minyak untuknya sehingga dapat membuat terang lampu-lampunya”.

Bahwa kewajiban umat Islam saat ini adalah bergerak untuk menyelamatkan tempat isranya Rasulullah saw, dan melindungi masjid Al-Aqsha, serta mempertahankannya dengan berbagai sarana, setelah lama dinistakan oleh para penjajah; dan ini merupakan kewajiban akidah dan agama, karena Al-Aqsha adalah bagian dari agama kita, bagian dari akidah kita dan bagian dari ayat Al-Qur’an Al-Karim.

1. Peran personal tidak kalah pentingnya dari peran secara kelompok; dengan menghadirkan niat yang bersih untuk membela dan melindungi Al-Aqsha, berdoa setiap hari untuk keselamatan masjid Al-Aqsha, menyebarkan berita yang berimbang dan aktif dalam berbagai program di radio dan televisi serta internet, hadir dalam berbagai acara dan kegiatan yang berkaitan dengannya, berusaha sekuat tenaga untuk memberikan dukungan secara materil dalam memperkuat eksistensi masjid Al-Aqsha seperti pembuatan lembaga swadaya dengan nama yayasan al-aqsha, atau lembaga untuk anak-anak dengan nama kotak peduli untuk anak-anak Al-Aqsha, atau mengkhususkan sedekah secara materi setiap hari untuk mendukung Al-Quds dan masjid Al-Aqsha.

2. Peran keluarga; melalui pengajaran sejarah dan permasalahan masjid Al-Aqsha, mengalokasikan belanja keluarga selama satu hari untuk mendukung dan solidaritas masjid Al-Aqsha, mengingatkan anak-anak mereka akan keutamaan masjid Al-Aqsha melalui ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits nabi, atau membuat perpustakaan kecil yang terdiri dari buku-buku kecil, koran-koran, kliping, dan kaset tentang masjid Al-Aqsha.

3. Peran media, wartawan dan cendekiawan dalam menulis makalah di berbagai media, mendukung berbagai makalah dan opini di media dengan gambar-gambar dan petunjuk-petunjuk yang menjelaskan akan besarnya penderitaan masjid Al-Aqsha, melawan arus media zionis, menolak berbagai syubhat dan kebatilan mereka tentang masjid Al-Aqsha, mengadakan nadwah, muhadharah, konfrensi, muktamar khusus tentang masjid Al-Aqsha, serta melakukan lomba dan kompetisi tahunan tentang sejarah dan islamnya masjid Al-Aqsha yang penuh berkah.

4. Kewajiban para imam, khatib dan para duat dalam menghidpukan hadits nabi tentang keutamaan masjid Al-Aqsha, membuat bagian khusus tentang masjid Al-Aqsha di perpustakaan masjid, kotak peduli, perpustakaan visual, memasang gambar masjid Al-Aqsha, dan mengajak jamaah masjid untuk puasa dan qiyam serta berdoa untuk keselamatan masjid Al-Aqsha yang penuh keberkahan.

5. Peran ikhwah para pengguna internet, dalam memfungsikan penggunaan kekuatan dialog dan chatting, dialog langsung dan tidak langsung, selama dilaksanakan dialog dan seminar-seminar, untuk membicarakan tentang masjid Al-Aqsha, dan juga mendiriknan berbagai website khusus untuk mengenalkan tentang masjid Al-Aqsha dan perkembangan berita terkini, disertai dengan ekspansi secara luas melalui e-mail.

6. Peran lembaga-lembaga dan club-club dalam mengadakan acara drama tentang masjid Al-Aqsha, pameran dan film yang semuanya berkaitan dengan masjid al-aqsha, mengkhususkan salah satu bagiannya untuk kemenangan masjid Al-Aqsha, membuat pameran secara paten di perpustakaan-perpustakaan serta dalam bentuk kaset-kaset.

7. Bekerja sama dengan berbagai lembaga dan yayasan yang mendukung permasalahan Palestina dari sisi kemanuisaan secara adil, dan ikut serta dan berpartisipasi dalam berbagai macam acara dan kegiatannya.

Enam:

Berbagai sisi untuk mempertahankan dan melindung Al-Aqsha

Umat islam di seluruh penjuru dunia; baik timur dan barat selayaknya segera bergerak untuk mempertahankan al-Quds dan Palestina dalam berbagai macam sarana dan medannya, dalam berbagai macam panda gangan, karena al-Aqsha dalam kondisi kritis. Dan inti dari itu semua adalah:

• Sisi kemanusiaan: dengan mengenalkan ke seluruh dunia secara menyeluruh bahwa permasalahan palestina, yang merupakan permasalahan kemanusiaan, sehingga harus dipertahankan dan dibela terhadap orang-orang yang mempertahankannya dari sisi hak asasi manusia ndan memberikan solidaritasnya secara adil, berusaha menghentikan kezhaliman, kesombongan dan kebiadaban zionis dan konspirasi internasional.

• Sisi ekonomi; yaitu dengan cara:

a. Mengajak Negara-negara Arab dan Islam untuk membuat satu timbangan yang integral dan menyeluruh –dalam jangka waktu yang panjang- guna mendukung akan ketegaran warga al-Quds khususnya dan merenovasi tempat-tempat yang disucikan.

b. Melakukan embargo ekonomi dari umat Islam kepada siapa saja yang mendukung entitas zionis.

c. Memberikan sumbangan ekonomi bagi Al-Quds dan Al-Aqsha merupakan kewajiban atas setiap umat Islam.

• Sisi politik; yaitu dengan melakukan:

a. Persatuan Arab dan umat Islam kepada tali agama Allah dan saling bekerja salam dalam kebaikan dan taqwa.

b. Membangun solidaritas Arab dan umat Islam serta Nasrani dalam memberikan sikap yang satu terhadap sikap keji zionis.

c. Mengarahkan para dubes Arab dan Islam untuk memberikan perhatian akan permasalahan Al-Quds dan menganggapnya sebagai salah satu agenda kegiatan diplomasinya di berbagai Negara yang ditempati dan dikunjunginya.

d. Menyeru terwujudnya persatuan dan kesepakatan terhadap berbagai faksi yang ada di Palestina untuk berpegang teguh pada hak-hak dan tsawabit Palestina.

• Sisi sosial: yaitu dengan selalu berkomunikasi dengan keluarga dan warga Al-Quds serta orang-orang yang tegar dan tetap menjaga dan mempertahankan masjid Al-Aqsha, berusaha sekuat tenaga untuk meringankan mereka dan membantu mereka secara moril dan materil.

• Sisi media:

a. Menjelaskan posisi Al-Quds dan Al-Aqsha dan hal-hal yang berkaitan dengannya tentang konspirasi akan rencana keji zionis secara khusus dan yang berkaitan dengan bumi Palestina secara khusus.

b. Memberikan bagian khusus yang memadai melalui siaran-siaran Arab dan islam untuk membicarakan pentingnya Al-Quds dan posisinya, dan menggunakan dengan berbagai macam bahasa internasional guna mengarahkan opini umum dan dunia untuk dapat berkontribusi dalam memformulasi dan mengarahkan perasaan dan akal opini umum dan khusus.

c. Mengefektifkan kerja sama dengan berbagai jaringan internet untuk menghadang serangan zionis tentang hak-hak arab dan Islam di Al-Quds dan Palesina.

• Sisi keilmuan dan akademi: yaitu melalui;

a. Membentuk panitia solidaritas Al-Quds dalam berbagai lembaga akademi dan kelimuan pada tingkat dunia arab dan islam.

b. Menyeru seluruh civitas universitas dan sekolah dari Negara-negara Arab dan Islam untuk mengajarkan tempat-tempat suci di baitul maqdis, dan memotivasi untuk melakukan kajian dan pembahasan tentang al-quds, menyiapkan berbagai perlombaan dan kompetisi tentang permasalahan ini dan hadiah untuk memotivasi hal tersebut.

c. Bekerja sama dengan berbagai lembaga dan yayasan akademi untuk mengkaji sejarah dan kondisi Al-Aqsha dan Al-Quds, mendukung untuk membahas dan mengkajinya dalam berbagai hal.

d. Berusaha menghadirkan kajian strategis yang menyeluruh untuk menghadapi dan melawan zionis, dan tidak berinteraksi dengan kondisi dengan reaksi yang bertolak belakang, atau memenuhi kondisi tertentu, atau memberikan investasi untuk kesempatan yang terbatas sehingga berakhir dengan selesainya sebab dan hal-hal yang terkait dengannya.

• Dukungan iman:

Maksudnya adalah berdoa kepada Allah, menggunakan waktu-waktu mustajab untuk mendukung dan membela Al-Aqsha, Al-Quds dan Palestina.. Allah berfirman:

إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنْ الْمَلائِكَةِ مُرْدِفِينَ

“ (ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: “Sesungguhnya aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu Malaikat yang datang berturut-turut”. (Al-Anfal:9) maka Allah menurunkan kepada mereka pertolongan dengan diturunkannya malaikat.

Ketujuh:

Ketahuilah bahwa kemenangan Allah sudah dekat

Karena syam adalah bumi yang satu hingga hari kiamat, selalu bersatu secara terus menerus, seperti yang diriwayatkan dari Mu’adz berkata: Rasulullah saw bersabda:

يا معاذ إنَّ الله عزَّ وجل سيفتح عليكم الشام من بعدي من العريش إلى الفرات، رجالهم ونساؤهم وإماؤهم مرابطون إلى يوم القيامة، فمن اختار منكم ساحلاً من سواحل الشام أو بيت المقدس فهو في جهاد إلى يوم القيامة

Wahai Mu’adz sesungguhnya Allah akan membukakan kepada kalian bumi Syam setelah saya dari Arisy hingga sungai Eufrat, kalangan lelaki, wanita dan budak-budak mereka akan senantiasa bersatu hingga hari kiamat, karena itu barangsiapa yang terpilih diantara kalian berada di salah satu pantai dari pantai Syam atau baitul maqdis maka ia berada dalam jihad hingga hari kiamat”.

Dan Allah telah memberi tahukan kepada nabi Muhammad saw bahwa bumi yang disucikan ini akan dijajah oleh musuh, atau mengancamnya dengan perang dan invasi, karena itulah beliau selalu memotivasinya dengan bersatu, berjihad untuk mempertahankannya sehingga tidak jatuh ke tangan musuh, dan untuk memerdekakannya jika telah jatuh ke tangan musuh, seperti yang disampaikan oleh nabi tentang perang yang terjadi antara umat Islam dengan Yahudi, dan bahwasanya kemenangan milik umat Islam, dan segalanya akan berada pada barisan umat Islam hingga batu dan pohon sekalipun, dan keduanya akan berbicara memberitahukan tempat musuh mereka, baik berbicara langsung atau tidak langsung.. diriwayatkan oleh imam muslim dalam shahihnya dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ، فَيَقْتُلُهُمْ الْمُسْلِمُونَ، حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ، فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوْ الشَّجَرُ: يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ، إِلاَّ الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ

“Tidak akan terjadi hari kiamat sampai terjadi perang besar antara umat Islam dengan Yahudi, sehingga umat Islam mampu membunuh mereka, dan Yahudi akan berusaha bersembunyi di batu dan pohon-pohon, maka pada saat itu batu dan pohon akan berbicara: wahai muslim, wahai hamba Allah ini seorang yahudi ada dibelakangku, maka kemarilah dan bunuhlah dia, kecuali pohon al-ghorqod, maka ia merupakan salah satu pohon yahudi”.

Dan diriwayatkan oleh imam Ahmad dalam sanadnya dari Abu Umamah berkata: berkata Rasulullah saw:

لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ، لَعَدُوِّهِمْ قَاهِرِينَ، لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ إِلاَّ مَا أَصَابَهُمْ مِنْ لَأْوَاءَ، حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ”. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَأَيْنَ هُمْ؟ قَالَ: “بِبَيْتِ الْمَقْدِسِ وَأَكْنَافِ بَيْتِ الْمَقْدِس

“Salah satu kelompok dari umatku akan tetap dalam kebenaran dan memenangkannya, terhadap musuh mereka akan tegas, tidak pernah merasa gentar terhadap orang yang memusuhinya kecuali jika menimpa mereka dari laawa, sampai datang azab Allah sementara kondisi mereka seperti itu. Mereka bertanya: Wahai Rasulullah, dimanakah mereka? Beliau menjawab: di baitul maqdis, dan punggung baitul maqdis”.

Karena itu, kita dituntut untuk mengerahkan berbagai tenaga dan fikiran guna membela Al-Aqsha dan baitul maqdis serta Palestina, dan hendaknya kita yakin secara penuh bahwa janji Allah pasti datang, dan kemenangan Allah sudah dekat. Allah berfirman:

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمْ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللهِ قَرِيبٌ

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat”. (Al-Baqarah:214)


sumber: http://www.al-ikhwan.net/khutbah-munasharah-al-aqsha-3174/

08 Oktober 2009

Berita Tentang Padang Mahsyar

Setelah manusia dibangkitkan dari alam kubur oleh Allah SWT, maka manusia akan digiring secara bekelompok-kelompok dengan bertelanjang kaki, tidak berpakaian menuju tempat yang disebut Padang Mahsyar yaitu tanah berpasir putih dan sangat datar dimana tidak terlihat lengkungan maupun tonjolan.

Di Padang Mahsyar tersebut berkumpullah semua mahluk Allah SWT yang berada di tujuh lapis langit dan bumi termasuk malaikat, jin, manusia, qorun, binatang melata, binatang buas dan burung-burung, dimana mereka berkumpul berdesak-desakan.

Matahari dan bulan padam sehingga bumi dalam kegelapan dan tatkala mereka dalam keadaan demikian, langit diatas mereka berputar-putar dan meledak pecah berkeping-keping selama 500 tahun sehingga langit terbelah dengan segala kekuatannya kemudian meleleh dan mengalir bagaikan perak yang dipanaskan hingga berwarna merah dan manusia bercampur baur seperti serangga yang bertebaran dalam keadaan telanjang kaki, tidak berpakaian dan berjalan kaki.

Seperti dalam sabda Rasulullah Saw; Pada hari kebangkitan tsb manusia akan dibangkitkan dalam 3 kelompok: Kelompok yg berkendaraan, kelompok yg berjalan kaki dan kelompok yg berjalan dengan wajahnya. Seorang sahabat bertanya bagaimana mungkin mereka bisa berjalan dengan wajah mereka ya Rosulullah? Beliau menjawab, “Allah SWT yg menjadikan mereka berjalan dengan kaki, pasti mampu membuat mereka berjalan dengan wajah”. Subhanallah!

Kemudian matahari diterbitkan oleh Allah SWT tepat diatas kepala mereka dengan jarak hanya 2 busur sehingga manusia terpanggang oleh teriknya matahari yang intensitas panasnya telah dinaikkan dan keringatpun mengalir deras hingga menggenangi padang kiamat seiring dengan rasa takut yang luar biasa karena mereka akan dihadirkan dihadapan Allah SWT.

Keringat tersebut naik ke badan mereka masing-masing sesuai dengan tingkatan mereka dihadapan Allah SWT. Bagi sebahagian orang keringat akan menggenang mencapai lutut, bagi sebagian lain mencapai pinggang dan bagi sebagian lainnya mencapai lubang hidung bahkan ada sebagian manusia nyaris tenggelam didalamnya.

Kita tidak tahu setinggi apakah keringat kita nanti; karena keringat yang belum kita cucurkan untuk berjuang dijalan Allah SWT -seperti melaksanakan ibadah haji, jihad, puasa, sholat dimalam hari, memenuhi kebutuhan seorang muslim dan menanggung akibat dari menegakkan amar makruf nahi mungkar- akan dialirkan keluar oleh rasa takut dan malu dipadang kiamat nanti.

Oleh karena itu marilah kita renungkan, bahwa pada saat kita dipadang mahsyar nanti, derita yang akan kita rasakan sangat berat padahal semua ini terjadi sebelum kita menjalani pemeriksaan ataupun hukuman yang akan kita terima dari Allah SWT atas dosa kita.

Mudah-mudahan kita digolongkan pada golongan yang sangat sedikit berkeringat dipadang mahsyar nanti dan mudah-mudahan gambaran ini akan menambah rasa taqwa kita kepada Allah SWT.

Amien.